Mohon tunggu...
Bayu Alamsah
Bayu Alamsah Mohon Tunggu... Penulis - Terus Berkarya

Aku selambar daun terakhir, Mencoba bertahan diranting yang membenci angin. ••••••••••••• Aktif Organisasi Sosial dan Pelukis Senjiwanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Omongan yang Terpadu

9 Desember 2023   08:44 Diperbarui: 9 Desember 2023   08:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Omongan yang berbeda, ungkapan yang tak sama
Berbicara dengan seluruh emosi yang terpendam
Tapi, semua itu memiliki kekuatan yang tiada tara
Mengikat hati yang terpaut pada satu Hati.

Seperti dimensi yang berbeda, namun saling melengkapi
Kita berbincang dalam bahasa kata-kata yang tak terucapkan
Dalam satu jiwa, kita bersatu dalam cinta yang tak terpisahkan
Berbagi sentuhan hati yang selalu ku nantikan.

Dalam bisikan malam yang berdampingan
Kita menyusun puisi cinta yang abadi
Melalui kata-kata, kita mengekspresikan perasaan
Yang tak mampu diucapkan oleh bibir yang terdiam

Hari berganti, juga musim berlalu
Namun, cintamu tetap terukir dalam hati
Dalam omongan, ungkapan, dan sentuhan jiwa
Terjalinlah rasa yang tak tergantikan

Di setiap detik waktu yang berlalu
Ku tak henti-hentinya menanti hadirmu.
Dalam satu jiwa, dengan satu Hati yang terikat
Kau adalah anugerah terindah dalam hidupku

Omongan yang terucapkan, ungkapan yang tak terlupakan
Berbicara dengan kata-kata yang memiliki makna
Kita bersatu dalam cinta yang tak terhitung jumlahnya
Dalam satu jiwa, dengan satu Hati yang selalu ku nanti.

Tertulis Pada Tahun 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun