Mohon tunggu...
Bayu Nugraha
Bayu Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Unit Pers dan Komunikasi Gerakan Pramuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Saya merupakan mahasiswa aktif semester 4 jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Serba-serbi Twitter

27 Maret 2022   20:01 Diperbarui: 27 Maret 2022   20:02 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Twitter, siapa orang yang mengetahuinya. Salah satu flatform media sosial paling populer ini masih banyak diminati masyarakat dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Mulai dari pejabat, tokoh masyarakat, selebriti, hingga anak sekolah hampir semuanya memiliki twitter.

Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh Jack Dorsey, dan situs jejaring sosialnya diluncurkan pada bulan Juli. Di Twitter pengguna tak terdaftar hanya bisa membaca "tweet"-nya, sedangkan pengguna terdaftar bisa menulis "tweet" melalui aplikasi, sistus web, ataupun SMS.

Banyak orang yang mendapatkan popularitas lebih di twitter yang disebut selebtwit. Mereka bisa menjadi populer biasanya karena sering membuat tweet yang menghibur, memberikan informasi dan pengetahuan baru, ataupun yang sering menuangkan kegalauannya di Twitter.

Juga banyak penulis yang aktif dan menjadi selebtwit di Twitter. Seperti Fiersa Besari, Boy Chandra, serta Rintik Sedu (Tsana). Mereka menjadikan Twitter selain sebagai media menuangkan tulisan-tulisannya, tetapi juga sebagai media yang menghubungkan mereka dengan penggemarnya.  

Twitter juga menjadi wadah bagi mereka yang suaranya kurang didengar. Banyak kasus yang tadinya tidak diperhatikan pihak berwenang karena viral di twitter kasusnya menjadi diusut. Mereka yang mencari keluarganya yang hilang, berjualan makanan, menanyakan informasi, curhat, bahkan untuk menulis asal pun ada di Twitter.

Diantaranya kasus pelecehan seksual di KPI, kasus bunuh diri mahasiswi NWR, dan pemerkosaan 3 anak di Luwu Utara.

Namun dibalik kepopulerannya, Twitter kini juga dijadikan sebagai alat propaganda untuk menggiring opini masyarakat ke arah tertentu. Apalagi di tahun politik seperti saat 2019. Hoax, fitnah, perpecahan, hingga tweetwar pun terjadi. Kini pun sudah muncul istilah buzzer, yaitu akun-akun yang digunakan untuk menaikkan isu tertentu dengan berbagai tujuan. Selain dijalankan oleh orang sungguhan, banyak juga akun buzzer yang berupa akun bot atau tidak dijalankan secara langsung oleh seseorang tetapi dijalankan oleh komputer.

Perlu diakui selain kelebihan dan kekurangannya tersebut, Twitter masih menjadi flatform media sosial yang bisa diandalkan untuk mendapatkan informasi terkini. Asalkan kita bisa memilih dengan bijak topik dan akun seperti apa yang kita ikuti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun