Pendidikan, jika berbicara tetang pendidikan tentu tidak asing lagi dengan sebuah kurikulum. Ya kurikulum ini diadakan sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan.
Saat ini telah ramai-ramainya memperbincangkan tentang kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini banyak menuai pro dan kontra di masyarakat, baik itu pelajar maupun para guru-guru. Lalu apa sebenarnya kurikulum 2013 itu? Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Kurikulum 2013 mengajak siswa-siswi untuk lebih kreatif dan aktif dalam mencari informasi. Selain berasal dari guru-guru yang mengajar, sumber informasi tersebut bisa berasal dari Internet, media cetak atau media informasi lainnya. Disini peran guru adalah untuk memfasilitasi.
Filosofi kurikulum 2013 adalah menambah volume pengetahuan peserta didik dan pembentukan sikap dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa untuk mendorong keterampilan siswa. Menurut beberapa penelitian memang strategi pembelajaran yang seperti ini akan lebih berefek membekas di ingatan para siswa dan tingkat pemahaman yang lebih tinggi terhadap materi yang dibahas.
Aspek penilaian otentik menjadi salah satu bagian dari penilaian terhadap siswa-siswi. Penilaian otentik adalah penilaian yang tidak hanya menilai dari segi akademis anak, tetapi juga menilai sikap, moral, integritas, kreativitas dan talentanya. Anak yang kurang di sisi akademik belum tentu bodoh, karena bisa jadi ia berprestasi di bidang lain.
Kurikulum 2013 dinilai sangat sesuai dengan perkembangan zaman, dimana zaman sekarang ini persaingan sudah semakin ketat, seperti seleksi alam siapa yang memiliki kemampuan dia lah yang akan bertahan. Di sisi lain seiring dengan persaingan yang semakin mendunia, akhlak, moral dan perilaku seseorang dipertaruhkan. Disini lah peran nyata penerapan kurikulum 2013. Lalu mengapa sebagian besar orang menolak kurikulum 2013 ini? Apa alasan mereka?
Ya, jika di tanya apa alasan mereka tentu banyak sekali, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda walaupun terkadang sebagian ada yang sama. Namun, ada beberapa alasan mendasar penolakan terhadap kurikulum 2013 yang perlu digaris bawahi yaitu:
1. 1. Siswa diminta untuk tetap masuk pada hari Sabtu
Faktanya dalam kurikulum 2013 di lakukan penambahan jam pelajaran. Penambahan jam pelajaran tersebut dilakukan secara distributif. Misalnya, penambahan lima jam pelajaran, maka setiap hari akan ditambahkan satu jam. Jika dikelola dengan baik penambahan jam pelajaran ini bisa menjadi solusi agar hari Sabtu siswa-siswi tidak masuk sekolah.Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemendikbud bahwa Kemendikbud tidak menentukan jumlah hari dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengimplementasian jumlah hari dalam proses pembelajaran di sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah disesuaikan dengan penambahan jumlah jam belajar yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud.
2.2. Disekolah dari pagi sampai sore, pulang masih harus mengerjakan PR
Mungkin ini yang harus dibenahi di kurikulum 2013. Jika memang di sekolah sudah ada penambahan jam pelajaran seharusnya PR ditiadakan, karena bagaimana pun seorang pelajar membutuhkan refresing otak, istirahat, menjalankan syariat agama nya masing-masing dan waktu untuk berkumpul dengan keluarga.
3.3. Bagaimana nasib siswa di pelosok jika tidak ada koneksi Internet?
Inilah kendala yang nyata untuk siswa-siswi yang tinggal di daerah dimana tidak terdapat koneksi Internet, karena di kurikulum ini siswa-siswi dituntut untuk mandiri dalam mencari Informasi. Walau bagaimanapun saat ini media Internet memiliki peran penting dalam sistim Informasi. Mungkin solusinya tidak ada selain membuat koneksi Internet di daerah mereka, atau mungkin tidak memberlakukan kurikulum ini di daerah mereka? Jika iya tentu akan menimbulkan tindakan diskriminasi. Hal ini seharusnya bisa menjadi pertimbangan Kemendikbud dalam membuat kurikulum baru.
Salah satu faktor penting keberhasilan Kurikulum 2013 adalah guru. Karena guru harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam menyediakan bahan-bahan ajar dari berbagai sumber. Misalnya, ketika buku kurikulum 2013 belum sampai di sekolah, guru harus aktif mengambil bahan ajar dari Internet dan kreatif menggunakan bahan ajar yang ada di sekitarnya.
Setiap kebijakan memang pasti ada efek positif dan negatifnya karena manusia memang kodratnya tidak sempurna apalagi sesuatu yang dibuat oleh manusia, yang Maha sempurna hanyalah Allah SWT. Kita harus tetap menyikapi pro dan kontra ini dengan bijaksana. Kita bisa menyampaikan keluhan kita kepada pihak yang berwenang dan kita juga harus membantu mengawasi jalannya Kurikulum ini. Pembuatan Kurikulum baru sudah pastilah didasari dengan niat memperbaiki kekurangan dari kurikulum yang lalu agar Pendidikan di Indonesia lebih maju. Dari sinilah nantinya akan lahir Sumber Daya Manusia yang lebih tinggi, mempunyai karakter yang kuat dan tentunya lebih mampu bersaing di dunia luar.
Ditulis oleh: Bayuni Rohmahwati
Prodi: Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (Universitas Negeri Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H