Mohon tunggu...
Bayu Nalury
Bayu Nalury Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - EDUKASI
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebiasaan Buruk Dalam Keluarga, Khususnya Broken Home

9 April 2022   07:21 Diperbarui: 9 April 2022   07:27 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebiasaan buruk dalam keluarga, khususnya broken home

Keluarga adalah komunitas utama sebelum bertemu dengan orang lain. Keluarga lah yang akan membentuk karakter seorang anak. Wajar saja jika pendidikan pertama didapatkan dari komunitas keluarga. 

Komunitas keluarga lah yang memiliki fungsi Afeksi, fungsi perilaku, Dan fungsi norma. Jika orang tua berperilaku kepada anaknya toxic, atau tidak bijak anak tersebut akan terlibat perdebatan batin. Dan akan merasa tidak aman jika berada di komunitas keluarga. 

Oleh karena itu sebagai orang tua tidak baik untuk berperilaku buruk terhadap anaknya, apalagi anaknya sampai berasakan broken home.

Anak broken home yang mengalami pergolakan di hidupnya. Ketidak harmonisannya membuat nya seperti itu. Kurangnya komunikasi, masalah ekonomi, visi misi yang berbeda dengan orang tuanya. 

Tidak jauh dengan hubungan yang tidak sehat. Broken home juga menjadi salah satu faktor yang harus dihindari. Banyak anak yang hampir depresi dan bunuh diri hanya karena masalah yang dihadapi nya.

Sangat banyak isu yang dialami oleh para broken home. Terauma yang ditimbulkan oleh orang orang sekitar bisa saja ia akan sulit mempercayai orang lain. 

Mengalami depresi berkepanjangan hingga tindakan bunuh diri. Rumah itu susah disembuhkan. Kecuali kita ber meditasi dan menenangkan diri dengan cara Pergi ke psikologi.

Oleh karena itu bentuk lah keluarga yang sehat dan baik agar keharmonisan Terjalin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun