Mohon tunggu...
Bayu Mustaqim Wicaksono
Bayu Mustaqim Wicaksono Mohon Tunggu... Teknisi - Bayu

Mempelajari kapal, mengerjakan pesawat, menyukai kereta api, menggunakan sepeda, dan memilih mobil sebagai alternatif terakhir alat transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Warung Buka Saat Puasa, Mau Cari Apa?

25 Mei 2018   23:31 Diperbarui: 25 Mei 2018   23:34 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung makan dengan tirai - ILUSTRASI. (Planet Kentir)

Tak bisa dipungkiri, saat bulan puasa aktivitas perwarungmakanan akan terdampak. Ada yang memilih tetap buka dan melayani tetapi ada pula yang memilih tutup atau berganti ganti jam buka. Dan suah banyak Kompasianer yang meninjau masaah ini dari sudut pandang pembeli. Maka, perkenankan saya menghadirkan sudut pandang lainnya.

Sepengetahuan saya, warung makan hadir di lingkungan yang orang-orangnya terbiasa untuk tidak memasak makanan sendiri. Ketika saya berada di rumah, jarang (hanya sesekali) saya makan di warung makan. Bahkan, tidak ada warung makan di lingkungan tempat tinggal saya. Tetapi, bila sedang di indekos, pasti setiap makan selalu di warung makan.

Warung makan juga biasanya hadir di kawasan perkantoran dan pusat perniagaan. Walaupun makan adalah kebutuhan pokok, tetapi fakta berkata bahwa warung makan bukanlah pusat aktivitas kita. Ia hanya hadir sebagai pelengkap kegiatan.

Nah, bila orang-orang yang berada di sebuah kawasan itu memutuskan untuk tidak makan alias berpuasa, maka ceruk pasar warung makan pun hilang. Dan dari tinjauan bisnis, bila ceruk pasarnya berkurang, otomatis deal untuk berbelanja makanan di warung pun pasti menurun.

Pengamatan saya setidaknya memperkuat asumsi tersebut. Di dekat indekos saya, warung makan yang tetap buka selama waktu puasa lebih menjual lebih sedikit makanan dibandingkan waktu yang sama di luar bulan puasa. Apa yang dicari jika tetap keukeuh mempertahankan pejualan seperti itu?

Pendapatan sudah jelas akan berkurang bila tetap memaksa berjualan dengan waktu normal. Aktivitas penjualan (terutama makanan) di bulan puasa memang tidak berjalan seperti biasa, seperti yang saya sudah bahas sebelumnya. Dan hal tersebut bukanlah hal yang tidak terprediksi.

Jadi, para pemilik warung makan yang tetap melakukan business as usual menurut saya cukup aneh. Masih ada banyak strategi yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan saat bulan puasa.

Warung yang ada di kawasan pemukiman bisa menggeser jam operasionalnya demi mempertahankan ceruk pasar. Jika biasanya buka sejak pagi hingga hampir isya (untuk menyediakan sarapan, makan siang, dan makan malam) bisa mengubah jadwalnya menjadi asar hingga subuh (untuk menyediakan makanan berbuka, makan malam, dan sahur).

Untuk warung-warung di kawasan pusat kegiatan yang memiliki pasar tetap, misalnya yang berada di kantor tertentu pun bisa menerapkan strategi khusus. Daripada tetap operasional tanpa kepastian pasar, pemilik warung bisa menerapkan sistem kontrak.

Orang-orang yang pasti tidak berpuasa dan tidak mungkin bisa mendapatkan makanan lain adalah pasar utamanya. Dan untuk mengunci pasar ini dari yang hanya kerumunan menjadi keuntungan, pemilik warung bisa mendata mereka dan menyediakan kontrak penyediaan makanan selama bulan puasa.

Saya pikir metode itu lebih efektif dan baik untuk bisnis. Lagipula, itu sangat mungkin untuk diterapkan. Warung makan di SMA saya dulu ada yang melakukannya. Dan terbukti berhasil, tidak perlu buang-buang waktu dan sisa makanan.

Warung makan yang sulit untuk menyesuaikan diri bahkan bisa untuk sementara tidak beroperasi. Tentu bila itu dianggap lebih aman dibandingkan harus merugi karena hasil penjualan tidak menutupi kebutuhan operasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun