Mohon tunggu...
Bayu Mustaqim Wicaksono
Bayu Mustaqim Wicaksono Mohon Tunggu... Teknisi - Bayu

Mempelajari kapal, mengerjakan pesawat, menyukai kereta api, menggunakan sepeda, dan memilih mobil sebagai alternatif terakhir alat transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Bisa Beli Takjil, Barang Dagangan Pun Diambil

17 Mei 2018   23:37 Diperbarui: 19 Mei 2018   00:14 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goban Choco. (instagram.com/cokelatpurwokerto)

Dilihat satu per satu. Varian apa yang menarik dan menggoda. Aduh, itu tiap kemasannya seperti memanggil-manggil.

"Pilih aku, pilih aku."

"Jangan! Aku aja.... Lebih besar."

"Aku-aku. Ada cokelat di luar dan di dalamnya."

Bagi pembaca yang bingung, harap simak ini dulu. Jadi, cokelatnya ini bukan cokelat batangan, melainkan cokelat lumer yang disiramkan ke berbagai isian. Alhasil, ada banyak varian.

Enaknya jualan tuh salah satunya kita bisa coba semua barang yang kita jual. Hehe. Kalau belum dicoba bagaimana tahu rasanya. Ga bisa kasih rekomendasi ke konsumen nanti. Tapi kalau saya sudah kebanyakan cobanya. Ya memang dasar suka cokelat, berapa kali pun makan tetap ingin lagi dan lagi. Apalagi pas puasa.

Balik lagi ke proses memilihnya nih. Setelah pergolakan batin yang lama, akhirnya saya pilih varian Subasa. Cokelatnya ga nahan, di luar dan di dalam.

Goban Choco varian Subasa. (Hidayat)
Goban Choco varian Subasa. (Hidayat)
Kenapa namanya Subasa? Gampangnya karena varian ini berbentuk kayak bola. Bola isi cokelat lebih tepatnya. Dan di dalam wadah itu, bola-bola yang sudah berisi cokelat lalu disiram lagi pakai cokelat cair dari langit. Jatuh dari muatan helikopter yang tumpah. Seperti iklan yang kamu-tahu-apalah.

Setelah dikeluarkan dari etalase, plastik segelnya kemudian dibuka perlahan. Matahari tampak turun ke peraduan. Lalu tutup kemasannya dibuka. Mas muazin sudah siap di depan mikrofonnya. Sendok diletakkan di dalam kemasan. Speaker masjid dinyalakan.

Dan suara indah yang dinanti pun terdengar. Alhamdulillah, sudah azan magrib. Satu bola cokelat meluncur memasuki celah bibir yang terbuka. Cepat sekali. Menukik. Dan pecah saat menyentuh jaring-jaring enzim amilase di mulut.

Puasa hari pertama pun selesai dengan lumeran cokelat memenuhi sela-sela gigi dan hingga melekat di sekujur lidah. Ada yang mau juga? Hehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun