Keempat, perhatikan petunjuk keselamatan yang ada. Beda pesawat, beda maskapai, beda pula petunjuk keselamatannya. Demo keselamatan yang diperagakan oleh pramugari harap disimak dengan saksama. Kalau demonya terlalu cepat atau ada yang belum dipahami, silakan baca kartu keselamatan yang ada di kantung kursi. Atau, bisa juga tanya ke pramugari, lumayan kan punya bahan pembuka obrolan.
[caption caption="Karyawan Lion Group menunjukkan kartu petunjuk keselamatan pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Lion Air. (Bayu M. Wicaksono)"]
Selanjutnya, harap tidak mengotak-atik komponen pesawat. Tiap komponen itu penting dan saling menunjang terciptanya penerbangan yang aman. Pelampung jangan dijadikan mainan apalagi dibawa pulang. Lah, kalau saatnya dibutuhkan mau pakai apa? Pakai sarung? Sarung ga bisa bikin ngambang.
Perilaku lain yang juga berbahaya harus dihindari. Merokok misalnya, tidak ada lagi perdebatan haram, makruh, mubah. Di pesawat merokok pasti haram. Silakan nanya muter-muter ke usdadz seantero dunia kalau ga percaya. Membuka pintu atau jendela darurat dalam keadaan tidak darurat juga tidak dibenarkan. Kepanasan bukanlah keadaan darurat (kecuali panasnya karena kebakaran, itu juga ada prosedur bukanya), paham! Jika akses darurat terbuka, dapat dipastikan pesawat tidak akan bisa digunakan sampai dikembalikan dalam keadaan semula. Tertunda deh terbangnya.
Keenam, gunakan sabuk keselamatan, (lebih baik) selama duduk sepanjang penerbangan. Di darat saja kondisi cuaca mudah berubah, lebih-lebih di angkasa sana tempat awan bersemayam. Apalagi pesawat melaju hingga ratusan mil per jam. Rasanya memang tidak nyaman, tetapi relakanlah ketidaknyamanan sebentar itu daripada mendapat ketidaknyamanan jangka panjang karena kita abai terhadap keselamatan.
Sebagai motivasi, perlu disampaikan bahwa penumpang pesawat Aloha Airlines pada tahun 1988 di Hawai sana selamat seluruhnya walaupun kabin pesawat terlepas! Terlepasss! Nah, artinya tidak ada alat keselamatan yang dibuat sia-sia kan.
Terakhir dan utama, berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara psikologis, berdoa dapat menyebabkan ketenangan selama penerbangan. Secara agama, berdoa dapat menyebabkan turunnya rahmat dan perlindungan Tuhan. Berdoa juga dapat mengisi waktu luang selama di atas pesawat, itu secara hikmahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H