IDENTITAS BUKU
Judul: Manifesto Cendekiawan Berpribadi; Refleksi dan Autokritik, memaknai kembali tugas kecendekiawanan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Editor: Ahmad Soleh
Penulis: Ahmad Rosyid Muhadi, Ahmad Ruslan, Ahmad Soleh, Andri 'You' Yulianto, Â Ayu Musa HP, Bayujati Prakoso, Brilyan Waskita Prima, Desliana, Lisa Nur Hikmawati, Mega Saputra, Â Muhammad Ihsan, Â Nabila RA Harahap, Restu Anjarwati, Rifky Arianto, Salman Ahmad Ridwan, Siti Rokayah, dan Wikka Esa Putra
Penerbit: Progresif
Cetakan, tahun: I, 2019
Tebal: 135 hlm
Diterbitkan atas kerja sama: Langgar Timur, IMM FKIP UHAMKA, dan LPP AIKA UHAMKA
Info pemesanan: 0896 6881 3218 (Ade)
Sinopsis:
Perjalanan sebuah organisasi akan selalu menghadapi tantangan di setiap zamannya. Sebab itulah setiap insan di dalam organisasi tersebut mesti sadar dan mau senantiasa berintrospeksi untuk mewujudkan laju organisasi yang lebih baik. Tak terkecuali Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang saat ini sudah genap berusia 55 tahun. Refleksi dan autokritik secara radikal mesti dilakukan untuk berbenah dan memperbaiki diri.
Buku Manifesto Cendekiawan Berpribadi ini menjadi salah satu kado untuk milad IMM yang ke-55 tahun. Buku berisi kumpulan tulisan kader IMM ini setidaknya mampu menjadi jawaban bagi para kader untuk kembali mengenal organisasinya lebih dalam, bagaimana peran sebagai intelektual, dan mengapa kader IMM disebut cendekiawan berpribadi.
Seorang cendekiawan Muslim dan sejarawan terkemuka Kuntowijoyo mengatakan, menjadi cendekiawan Muslim itu berat, selain mengurus masalah internal umat, masih harus ikut memikirkan masalah eksternal, yaitu masalah nasional dan masalah global. Bertolak dari pernyataan itulah, maka menjadi kader IMM sejati tidak bisa dengan berleha-leha. Mesti banyak berpikir, merenung, dan membaca. Baru kemudian akan ditemui jati diri sebagai cendekiawan berpribadi.
Testimoni
Cendekiawan berpribadi merupakan istilah yang sangat tepat untuk menyebut kader muda Muhammadiyah. Sebab itulah spirit sebagai cendekiawan mesti dimiliki kader-kader IMM yang bergelut di dunia intelektual. Dengan begitu kader IMM tidak hanya larut dalam diskusi dan adu wacana saja, melainkan juga mampu berbuat dan berkarya untuk persyarikatan dan bangsa. Sebagaimana jargonnya, ilmu amaliah dan amal ilmiah. Buku ini menjadi salah satu bukti bahwa nalar kecendekiawanan kaum muda Muhammadiyah itu masih ada dan dirawat dengan baik. Kader muda Muhammadiyah wajib memiliki dan membacanya. --Cak Nanto. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah
Buku Manifesto Cendekiawan Berpribadi merupakan salah satu dari referensi Ikatan yang mulai tumbuh. Karya ini merupakan bacaan wajib kader Ikatan, dikarenakan dalam buku tersebut membahas refleksi organisasi khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan perannya dalam melakukan transformasi sosial. Karya ini berisi tentang kumpulan dari berbagai kader Ikatan yang melakukan kajian terhadap organisasi serta cara melakukan pemberdayaan seperti penggagasan Sekolah Rakyat (pendidikan untuk semua) dan berkolaborasi/membangun mitra dengan lembaga yang lain. Walaupun kurang sistematis dalam pembahasan nilai-nilai Ikatan, buku ini cukup mendalam pengaplikasian ideologi Ikatan dalam memecahkan persoalan di realitas sosial. Buku Manifesto Cendekiawan Berpribadi menghadirkan spirit literasi dalam Ikatan, sehingga dapat memberikan cahaya untuk pencerahan peradaban. --Muhammad Abdul Halim Sani. Penulis Buku Manifesto Gerakan Intektual Profetik