Pasalnya, menurut Anies, kota yang berkemajuan, kota yang mengajak warganya. Jadi warga diikut sertakan. Banyak warga yang ingin berbuat baik, tapi bingung wadahnya bagaimana. Selain itu, soal pemanfaatan dana bisa diakses, warga dapat mengontrol langsung.
"Dengan menghidupkan kembali harapan, dan mengubah pesan bahwa kita terlalu toleran dengan persepsi kalau ibukota itu kejam, ibu kota itu kejam daripada ibu tiri. siapa suruh dateng ke Jakarta. Persepsi itu harus diubah. Kota yang rahim, kota yang nyaman. Tapi punya efek yang besar. Jakarta itu keras, kejam. Kita harus ubah, Jakarta bukan begitu," jelas Anies.
Selain itu, Anies menuturkan, menyangkut pelanggaran-pelanggaran kita tidak akan diam. Jakarta harus bisa menjadi kota percaya terhadap lingkungan.
Terakhir, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu melanjutkan dalam pernyataan terakhir dalam sesi ini, "Ada yang namanya toleransi dua pihak (twin tolerance). Kita ingin membangun persatuan. Tidak mungkin ada persatuan dalam ketimpangan dan kemiskinan. Persatuan harus ada kesetaraan. Catatan, ini bukan pekerjaan setahun atau dua tahun, tapi fondasinya harus dijalankan," tutup Anies dipenghujung sesi akhir pengajian bulanan PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, (10/11/2017).
_______________________
*Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Jakarta Selatan, Ketua Bidang Organisasi PK IMM FISIP UHAMKA Jakarta Selatan Periode 2017-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H