Untuk memperkuat etika bisnis, perusahaan dapat mengadopsi serangkaian strategi sebagai berikut: memiliki kebijakan etika yang terstruktur dan jelas yang mencakup nilai-nilai inti dan standar perilaku, menyediakan pelatihan dan pendidikan etika kepada karyawan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip etika bisnis, memastikan pemimpin perusahaan menjadi contoh yang baik dalam menerapkan etika bisnis dengan menunjukkan integritas dan tanggung jawab sosial, membangun mekanisme pelaporan yang aman dan penegakan yang konsisten terhadap pelanggaran etika, menerapkan transparansi dalam pengungkapan informasi terkait etika bisnis, serta melakukan evaluasi secara berkala dan perbaikan berkelanjutan terhadap program etika bisnis untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dan memperkuat komitmen perusahaan terhadap etika bisnis.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Praktik CSR merupakan komitmen suatu perusahaan untuk bertindak secara berkelanjutan dengan memperhatikan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari operasinya. Praktik CSR dapat menjadi bagian integral dari upaya perusahaan dalam menjaga etika bisnis di lingkungan global dengan cara berikut:
Mengembangkan program-program CSR yang mendukung nilai-nilai etika perusahaan.
Melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Regulasi dan Kepatuhan
Hal ini menyoroti pentingnya bagi perusahaan untuk mematuhi peraturan dan regulasi bisnis internasional serta hukum setempat sebagai bagian dari menjaga etika bisnis dalam lingkungan global. Dalam hal ini, perusahaan perlu:
Memahami dan tunduk pada peraturan dan regulasi di berbagai negara di mana mereka beroperasi. Hal ini termasuk memahami regulasi terkait pajak, lingkungan, ketenagakerjaan, dan sebagainya.
Mengimplementasikan kebijakan kepatuhan hukum (compliance) yang ketat. Perusahaan perlu memiliki prosedur dan mekanisme kepatuhan yang kuat agar dapat beroperasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Mengelola Krisis Etika
Krisis etika adalah suatu keadaan yang dapat merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan kecurigaan di kalangan pemangku kepentingan seperti konsumen, investor, dan masyarakat. Ketika menghadapi krisis etika, perusahaan harus mengambil langkah-langkah berikut: