Kisah ini terjadi di saat Umar Ibn Khattab (atau biasa disebut Umar al-Faruq) saat beliau menjadi khalifah (Amirul Mukminin=Pemimpin Kaum Muslimin)
--------------------------
-----------------------------------
Zaid ibn Aslam dari bapaknya, Aslam, bekas pembantu Umar Ibn Al-Khattab, menceritakan:
"Kami keluar bersama Umar ibn Khattab -Allah ta'ala telah meridhai beliau- menuju Hiratu Waqim -suatu tempat dekat kota Madinah- sehingga ketika kami sampai di sebuah gunung, tiba-tiba kami melihat api yang menyala.
Maka al-Faruq berkata, "Wahai Aslam, sesungguhnya aku melihat di sana ada kafilah yang diterpa malam yang dingin. Mari kita pergi kesana."
Lalu kami keluar dengan berjalan cepat sampai mendekati mereka. Ketika kami sampai, kami melihat seorang perempuan dengan anak-anaknya sedang menunggu panci yang dipanaskan di atas api sementara anak-anaknya menangis karena menahan lapar yang sangat.
Kemudian Umar -radhiyallahu ta'ala anhu- berkata, "Assalamu'alaikum, wahai pemilik cahaya." Dia tidak suka mengucapkan, "Wahai pemilik api."
Lalu perempuan tadi menjawab, "Wa'alaikumus salam."
Umar bertanya padanya, "Bolehkah aku mendekat?''
Wanita tersebut menjawab pertanyaan Umar, "Kalau engkau berniat baik, maka mendekatlah. Namun jika tidak, maka sebaiknya engkau pergi."
Setelah mendapat izin, kami mendekatinya, Umar melanjutkan pertanyaannya, "Bagaimana keadaan kalian?"