Hal itu membuktikan, Pertamina itu perusahaan raksasa yang profesional. Prestasinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal-hal yang dituduhkan wartawan bodrek semacam itu jelas sebuah lelucon garing. Orang ini sengaja membelokkan perkara positif menjadi negatif.
Framing lainnya adalah soal penambahan hutang baru. Ini sebenarnya mekanisme yang sangat wajar bagi sebuah perusahaan. Selama hutang itu terkendali dan sesuai dengan perencanaan, hal itu justru bagus bagi masa depan perusahaan.
Dengan dana segar itu Pertamina bisa melakukan ekspansi. Keuntungan dari ekspansi dan bisnis yang dijalani itu lebih dari cukup untuk membayar hutang.
Aset Pertamina di tahun 2019 saja sudah mendekati 900 triliun. Keuntungan Pertamina tahun 2018 itu mencapai 35 triliun, tahun 2019 sebesar 29 triliun. Itu artinya, hutang segitu sangat mudah bagi Pertamina untuk membayarnya. Enteng sekali.
ia memang sengaja membuat citra buruk terhadap Pertamina. Fakta-fakta positif sengaja dia ubah menjadi negatif. Dengan begitu hoax yang dibuatnya akan menyebar seperti penyakit. Tentunya dia dapat keuntungan dari sana.
Orang-orang jahat berkomplot untuk menjatuhkan orang-orang baik.
media tempat wartawan itu menulis memang banyak menyajikan opini yang berisi provokasi. Tempat itu menjadi sarang barisan sakit hati. Isinya menjelek-jelekkan Pemerintah, perusahaan negara dan tokoh nasional.
Memang sebuah ironi yang menyedihkan, nama yang disebut di al-Quran adalah sosok yang bijak dan jujur. Luqman yang ngaku-ngaku wartawan senior itu malah suka bikin hoax dan framing jahat.
Memang nama bukanlah jaminan bagi tindakan seseorang. Meskipun ada yang bilang nama adalah doa. Karena hoaxnya itu telah membuktikan sebaliknya. Jahat sekali ia yang satu ini sodara-sodara...
Bayu Geni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H