Mohon tunggu...
Bayu Geni
Bayu Geni Mohon Tunggu... Editor - Blogger Independen

Tinggal di pinggiran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Agar Tidak Mengejutkan, Ini Solusi Mengatasi Biaya Listrik Akibat Work from Home

10 Mei 2020   15:46 Diperbarui: 10 Mei 2020   15:47 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan April kemarin ada peningkatan biaya tarif listrik, itu karena ada beban carry over. Pembayaran bulan sebelumnya hanya dihitung berdasarkan rata-rata. Padahal pemakaian listrik jelas naik akibat work from home. Biaya itulah yang kemudian ditambahkan pada bulan berikutnya. Maka dinamakan carry over, pengalihan.

Karena PSBB masih berlanjut dan work from home adalah solusi yang diambil, maka kemungkinan pembengkakan biaya listrik akan terjadi lagi. Oleh sebab itu pada bulan Mei, Juni dan sesudahnya ada kemungkinan penambahan biaya pembayaran tarif listrik.

Ini sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Pengguna token paham hal ini. Tapi sebagian besar pengguna stan meter akan terkejut, karena biaya listrik mereka menumpuk di bulan berikutnya. Memang PLN sengaja membuat penghitungan rata-rata meteran listrik, karena Pemerintah telah membuat program PSBB. Petugas pencatat stan meter tidak diterjunkan ke lapangan. Hal ini untuk menghindari Corona.

Tetapi karena ramainya fenomena biaya carry over pada bulan April kemarin, PLN agaknya harus mengambil langkah pengamanan. Banyak provokator yang mengalihkan persoalan carry over ini menjadi konsumsi politik. Apalagi ada berita di Kumparan tempo hari yang melakukan clickbait pada judulnya.

Kumparan telah mengubah judul beritanya, tapi provokasi dan fitnah yang diterima PLN jalan terus.

Untuk mengatasi hal ini, solusi yang bisa diambil PLN membuat kebijakan, biaya pembayaran carry over tidak dijatuhkan sekaligus pada bulan yang sama. Melainkan dicicil sedikit demi sedikit pada bulan-bulan berikutnya. Hal ini untuk menghindari pembengkakan tarif listrik sampai seratus persen.

Kelemahan kebijakan ini adalah, seandainya pandemi Covid-19 berkepanjangan, dan pola kerja work from home terus diberlakukan, PLN akan kesulitan finansial. Karena biaya pembayaran tertahan oleh mekanisme mencicil tadi. Sementara penambahan konsumsi listrik pelanggan terus berjalan sepanjang bulan berikutnya.

Pada akhirnya Pemerintahlah yang mesti membuat keputusan. Bagaimanapun PLN adalah sebuah perusahaan. Jika terlalu dibebani, maka nanti akan bermasalah pada kinerjanya. Pemerintah harus membuat jaminan agar PLN tidak mengalami kesulitan finansial akibat Corona.

Masyarakat mestinya juga paham kondisi ini, karena sebagian aktivitas dilakukan di rumah, otomatis ada penambahan biaya listrik. Hal ini juga terlihat pada pemakaian kuota internet, misalnya. Bagi mereka yang menggunakan kuota terbatas berdasarkan pemakaian, tentu akan terjadi pembengkakan.

Oleh sebab itu, tak perlu terkejut jika ada penambahan biaya listrik. Yang perlu diantisipasi sekarang adalah pola penggunaannya. Jangan menyamakan dengan kondisi sebelum work from home. Solusi untuk masyarakat, mereka harus mengurangi pemborosan listrik. Ada banyak kebiasaan buruk yang harus segera diubah.

Perlu diketahui, gadget yang dalam posisi stanby itu mengonsumsi listrik sebesar 80%. Sedangkan carger yang terus menempel pada colokan masih menyedot listrik sebesar 30%. Sementara menaikkan suhu AC secara tiba-tiba per satu derajatnya menambah konsumsi listrik sebesar 6%, jika dijumlahkan dari 24 derajat Celcius menuju 16 derajat Celcius, ada tambahan listrik mencapai 42%.

Itu belum menghitung seringnya membuka pintu kulkas, menggunakan vacuum cleaner lebih banyak dari biasanya. Atau mesin air yang sebentar-sebentar menyala. Pendek kata, pola pemakaian listrik kita sebenarnya boros. Dan itu diperparah dengan adanya pola kerja work from home, ditutupnya sekolah dan tempat ibadah.

Akumulasi dari berbagai hal itulah yang sebenarnya menambah pemakaian listrik kita beberapa bulan terakhir. Dan itu terlihat mengejutkan karena kelebihan biaya ditumpuk pada bulan-bulan berikutnya alias carry over.

Untuk itu segenap pihak harus segera berbenah, mulai dari pengkondisian carry over oleh PLN, jaminan dari Pemerintah, dan mengubah pola pemakaian listrik yang boros menjadi tepat guna oleh masyarakat. Dengan begitu akan muncul solusi kolektif dan menyelesaikan masalah yang ada.

Setelah memahami kondisi ini, mestinya para pelanggan tidak terprovokasi oleh oknum yang suka menebar fitnah dan praduga sembarangan. Apalagi bagi umat Islam di bulan suci Ramadan ini, segala bentuk hoax dan provokasi akan mengurangi pahala puasa kita. Bijak dalam menggunakan listrik dan berprasangka baik adalah solusinya.

Bayu Geni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun