Sebagian besar wisatawan biasanya berkunjung hanya sampai Jembatan Gajeboh atau di perbatasan wilaya antara Baduy Luar dan Baduy Dalam.Â
Pada wilayah Baduy Luar, wisatawan bisa melihat sebagian perempuan sedang melakukan kegiatan membuat kain tenun khas Baduy. Proses menenun-nya  menggunakan alat tenun bukan mesin.
Kegiatan lainnya , wisatawan bisa minum air nira yang baru diambil dari pohon nira. Wisatawan juga bisa melihat pembuatan gula nira dan makan durian khas Baduy jika sedang musim durian.Â
Beberapa upacara adat juga sering dilakukan seperti upacara saat akan menanam padi, upacara saat masuk musim panen padi, upacara pernikahan sampai upacara menyambut kelahiran bayi.
Kearifan Lokal
Kearifan lokal warga Baduy terletak pada kegiatan harian yang berjalan tanpa bantuan listrik modern sebagai sumber energi. Warga Baduy menolak segala bentuk peradaban seperti listrik dan teknologi. Alasannya sesuai pesan wasiat dari leluhur supaya kehidupan masyarakat Baduy terjaga kemurniannya.Â
Warga Baduy juga tidak menggunakan produk peralatan mandi dan cuci seperti sabun dan shampoo yang terbuat dari bahan kimia. Selama berkegiatan di luar rumah, warga Baduy juga tidak menggunakan alas kaki.
Alat transportasi berbentuk kendaraan baik roda dua maupun roda empat juga tidak boleh digunakan pada kedua wilayah desa Baduy
Untuk kegiatan memasak warga Baduy tidak menggunakan bahan bakar LPG. Kayu bakar atau dahan dan ranting kering menjadi sumber bahan bakar di dapur rumah mereka.
Mata pencaharian
Mata pencaharian warga desa Baduy adalah berkebun atau peladang, petani, pedagang dan pemandu wisata. Khusus bagi warga yang berdomisili di  Baduy Luar diperbolehkan menjual barang dagangan ke luar Desa Baduy.
Barang dagangan yang dijual warga Baduy Luar adalah olahan hasil kebun seperti; madu, gula nira, panenan hasil kebun atau ladang seperti buah-buahan, sayur mayur , kain tenun dan aksesoris cindera mata untuk wisatawan.