Setiap manusia lahir dengan jiwa yang suci. Untuk itu jangan pernah kotori jiwa dengan emosi. Karena emosi adalah sekumpulan nafsu hewaniah yang tidak ada ujung pangkalnya. Sepercik emosi dapat membakar kesabaran jiwa. Segenggam emosi dapat membuyarkan keteguhan hati. Jadi simpan saja emosi pada tempatnya. Jangan gunakan emosi hanya untuk kelegaan sementara dan rasa sesal tak berguna.Â
Pernahkan kamu berpikir apa gunanya emosi diciptakan Tuhan? Kalau emosi hanya membuat kekacauan hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhan lalu masih pentingkah emosi dihadirkan?Â
Ternyata emosi diciptakan Tuhan untuk membuat manusia bisa naik kelas. Semakin tinggi kelas yang dicapai manusia maka semakin sedikit emosi hadir dalam kehidupan manusia. Sebaliknya semakin rendah kelas manusia maka semakin besar emosi bersemanyam dalam jiwa. Emosi adalah syetan yang dihadirkan Tuhan pada diri setiap manusia. Emosi akan mewujud menjadi apa saja seperti harta benda, perempuan cantik, laki-laki tampan dan tahta berkuasa.
Karena itu manusia berlomba menggunakan emosi dengan hasrat memiliki maujud emosi itu sendiri. Semakin keras usaha manusia mencapai wujud emosi maka semakin mudah emosi akan merasuki tubuh seseorang.
Lalu apakah manusia bisa menghabiskan sisa usia di dunia tanpa menggunakan emosi? Tentu bisa kalau manusia tidak tergoda melihat maujud emosi itu sendiri.
Bagaimana jika terlanjur lekat dan akrab dengan emosi? Kurangi kadar kelekatan dengan emosi. Caranya melihat sesuatu dengan sudut pandang "biasa saja". Dalam keadaan susah biasa, dalam keadaan bungah juga biasa. Emosi bisa akrab dengan seseorang manusia karena manusia itu sendiri yang memberi ruang besar untuk kehadiran emosi.Â
Pertanyaan selanjutnya, "apakah emosi bisa dibuang?"
Ternyata emosi tidak benar-benar bisa dbuang, dihapus bahkan dicoret. Yang bisa kita lakukan adalah simpan emosi pada tempatnya. Jangan tergoda mengambil dan memanfaatkan emosi untuk kelegaan sementara.
Emosi .2020