Mohon tunggu...
Bayu Bondan
Bayu Bondan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN yang belajar jadi penulis

Burung merpati burung kenari | Rehat sejenak di dahan meranti | Biarkan saja pena menari | Dan lihat saja hasilnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Manisnya Ramadhan di Mata Wildan

12 April 2021   14:46 Diperbarui: 12 April 2021   15:41 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

 

"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). .... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." 

(QS. Al-Baqarah: 185)

Namanya adalah Wildan, adikku yang paling bungsu. Umurnya baru 8 tahun, tetapi semangat puasa Ramadhan jangan ditanya. Aku yang sudah SMA ini saja kalah banyak kalau ngadu semangat Ramadhan dengan Wildan. Ah, jadi malu. 

Puasa Ramadhan tak menyurutkan semangat Wildan melakukan rutinitas main bersama teman. Seperti yang terjadi pada siang ini di mana Wildan asyik bermain bersama Salim, main tebak-tebakan surat dalam Al-Qur'an. Aku sendiri malah jarang baca Al-Qur'an, meskipun aku tahu pahala kebaikan di bulan Ramadhan dapat jaminan dilipatgandakan. Di tengah lamunan, terdengar sebuah celotehan.

"Kalau aku haus, boleh minum nggak?" tanya Salim.

"Kata Bundaku, kita boleh minum kalau sudah adzan," jawab Wildan.

Tak lama adzan Zuhur bergema, Salim pun bersorak gembira, "Asyik, boleh minum ya sekarang."

"Eh, jangan. Boleh minumnya nanti kalau udah adzan Maghrib, bukan pas adzan Zuhur."

"Adzan Zuhur sama Maghrib, kok mirip?" Terlihat raut wajah Salim yang kebingungan.

***

Wildan ingin mewarnai gambar dan aku diminta tolong membuatkan gambar yang akan diwarnai olehnya. Aku berinisiatif membuat mobil-mobilan saja di buku gambar milik Wildan. Harap maklum kemampuan menggambarku di bawah rata-rata.

"Mas, gambar dinosaurus dong." pinta Wildan.

"Mas kan nggak jago gambar. Mobil aja ya. Ini juga udah susah payah bikinnya." Kuperlihatkan karya buatanku yang digambar seikhlasnya.

Sejam kemudian. Kuperhatikan gambar mobilnya belum diwarnai juga oleh Wildan.

"Katanya kamu mau mewarnai?" tanyaku penasaran.

"Sudah kelar."

"Kelar apanya? Masih belum diwarnain gitu kok." Aku makin penasaran.

"Kan mobilnya warna putih."

"Wildaaaaan...." Teriakku kesal.

"Bulan puasa harus belajar sabar ya, Mas. Wildan aja sabar tadi waktu nggak dibuatin gambar dinosaurus. Ayo, istighfar."

Melalui perantara Wildan, aku banyak belajar hakikat puasa Ramadhan yang telah silam. Kulihat manisnya Ramadhan di mata Wildan. Ramadhan dengan penuh kesyukuran. Namun, aku ragu apakah manis yang sama juga telah kurasakan. Semoga Ramadhan tahun ini lebih banyak pelajaran kehidupan yang terpatri dalam diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun