Kalau zaman dulu ada yang namanya sahabat pena. Sahabat yang tak pernah bersua atau bertatap muka, tapi akrabnya luar biasa. Ya, sahabat yang berinteraksi dengan kita lewat rangkaian kata hasil muntahan isi pena. Maka tak heran kalau dulu Pak Pos laksana surga yang dirindukan. Kedatangannya dinanti. Kepergiannya ditangisi. Â Karena kalau Pak Pos sudah pergi, datang kembali bakalan lama lagi.
Namun nampaknya saat ini sahabat pena telah sulit dicari. Di tengah gempuran pesatnya teknologi dan kuota paket hemat setiap hari, banyak orang lebih memilih bertransformasi menjadi sahabat jempol hari ini.
Kenapa saya bilang sahabat jempol? Kamu mau tahu aja atau sama tempe juga? Karena jempol itu ibu jari. Eh, nggakada hubungannya ya. Karena becauseselalu always. Eh, salah lagi. Efek makan nggak nambah kayaknya nih.
Alasan yang benar itu karena kebanyakan orang saat ini menjalin persahabatan lewat dunia maya, lebih spesifik lagi medsos, contohnya FB tempat saya curcol sekarang ini. Nah kalau lagi pada mainan FB, biasanya ngetik status, comment, scroll timeline, atau stalking mantan (mantan teman TK maksudnya) pakai apa coba? Pakai jempol kan. Jempol tangan ya, bukan jempol kaki. Kecuali kalau memang kamu bisa ngetik pake jempol kaki, coba ikutan acara talentsiapa tahu dilirik sama tim Rekor MURI.
Sahabat jempol saya di FB sudah ribuan orang. Maaf bukannya saya mau sombong, tapi cuma pamer doang. Maklum namanya juga penulis agak terkenal, jadi banyak fans pada rebutan add pertemanan. Meskipun memang banyak teman FB yang baru kenal lewat dunia maya, namun persahabatan kita adalah sesuatu yang nyata. Cakep!
Meskipun katanya yang masih bertahan main FB itu orang jadul ketinggalan zaman sedangkan yang main IG itu adalah anak gaul yang kekinian. Namun, lewat perantara FB inilah berhasil ditemukan bakat terpendam saya, yaitu menulis asal jadi alias level amatiran. Tulisan yang recehan, sia-sia, dan buang waktu produktif saja (admin baper yang namanya tak boleh disebut, 2017).
Capek juga ngetikpanjang-panjang pakai jempol tangan ini. Mau ganti pakai jempol kaki, khawatir didatenginsama Tim Rekor MURI. Jadi mari sudahi dulu sampai di sini dan insya Allah lain waktu disambung lagi. Biarkan saja jempol kita menari dan lihat saja hasilnya nanti. Barakallah.
Jumat Semangat, 19012018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H