Mohon tunggu...
Bayu Biasasaja
Bayu Biasasaja Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bayu Biasasaja

kopi - sigaret - musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menarilah!

15 Desember 2020   18:18 Diperbarui: 15 Desember 2020   18:21 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ada kupukupu hinggap di ujung alis lentikmu. engkau tetap saja lelap

dalam tidurmu.

aku pandangi lembut wajah kekanakanmu. ada bulirbulir keringat di cuping hidungmu,

juga di kening,

beberapa helai rambut nempel di sana. 

entah, mungkin karena mimpi indahmu, engkau tersenyum.

senyumsenyum sendiri. manis sekali!

"ah, tuhan... " aku dengar sendiri tarikan napas dalamku.

.

jam berdenting sekali. memecah sunyi. merambati keheningan.

"kita harus pergi sekarang, pak."

"baiklah."

pagi. beku.

hening. hampa.

.

di kilometer yang semakin menjauh, "semoga..." bisikku menguatkan diri, "ya, semoga!" 

.

ribuan kupukupu menjemputmu. mengajakmu menari. di selasela lelap

dan mimpi indahmu. di sepanjang senyumsenyum manismu.

menarilah!

bersama ribuan kupukupu yang melingkupi tubuhmu. menari.

menarilah! menarilah!

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun