Mohon tunggu...
bayu bagus permadi
bayu bagus permadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Bayu agus Permadi, umur 20 tahun yang sedang menempuh pendidikan S1 di STIE Mahardika Surabaya, saya memiliki keahlian dan hobi menulis, saya harap bisa kontribusi dalam bentuk artikel yang saya tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebijakan dan Harapan Baru, Bagaimana Regulasi Mengubah Lanskap Ekonomi?

20 Oktober 2024   17:01 Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:58 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/THAPANA_STUDIO via kompas.com)

Baca juga: Strategi Politik di Balik Layar: Mengungkap Taktik Kampanye yang Jarang Terlihat

Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi ditingkatkan oleh masyarakat yang lebih sehat dan terdidik.

 3. Kendala dalam Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi Baru

 Meskipun ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh, penerapan kebijakan ekonomi baru seringkali mengalami kesulitan. Berikut adalah beberapa masalah yang mungkin muncul: 

Biaya Kepatuhan yang Tinggi: Perusahaan yang dikenakan peraturan lingkungan yang lebih ketat harus mengeluarkan biaya tinggi untuk menyesuaikan prosedur produksi mereka.

Ketidakpastian Hukum dan Regulasi yang Sering Berubah: Pelaku usaha dapat menjadi tidak yakin karena perubahan kebijakan yang terlalu sering atau mendadak, yang dapat menyebabkan penundaan investasi atau ekspansi bisnis karena kekhawatiran tentang stabilitas regulasi.

Dampak Sosial yang Tidak Merata: Pemerintah harus mempertimbangkan aspek inklusivitas dan memastikan bahwa kebijakan tidak memperburuk ketimpangan sosial karena beberapa kebijakan mungkin menguntungkan kelompok tertentu, sementara kelompok lain menghadapi beban yang lebih besar.

Meskipun kebijakan baru menjanjikan perbaikan dan perubahan ekonomi, regulasi yang dibuat dan diterapkan dengan baik harus mempertimbangkan efeknya pada berbagai sektor dan masyarakat. 

Strategi implementasi yang matang, konsultasi dengan pemangku kepentingan, dan pendekatan berbasis data dapat memaksimalkan manfaat kebijakan dan mengurangi risiko. 

Oleh karena itu, kebijakan baru dapat berfungsi sebagai dasar untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun