Mohon tunggu...
bayu bagus permadi
bayu bagus permadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Sebagai penulis, saya percaya bahwa kata-kata adalah kekuatan untuk menyampaikan emosi, menggugah pikiran, dan membangun koneksi antarmanusia."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenal Politik Hati Nurani: saat Nilai Moral Mengalahkan Kepentingan Partai dalam Politik

19 Oktober 2024   09:58 Diperbarui: 19 Oktober 2024   14:32 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Siti Handayani, seorang peneliti dari Pusat Studi Politik dan Kebijakan, mengatakan, "Di era di mana masyarakat semakin kritis, politisi yang menunjukkan bahwa mereka memiliki hati nurani dan berani mengambil sikap berdasarkan prinsip moral pribadi akan mendapatkan dukungan lebih besar." Ini karena masyarakat mencari pemimpin yang memiliki prinsip moral yang kuat selain mengikuti tren politik..

Tantangan Mengikuti Politik Hati Nurani

Politik hati nurani memiliki banyak masalah, meskipun terkesan idealis. Politisi dapat dianggap sebagai pemberontak atau tidak setia jika mereka terlalu sering menyimpang dari garis partai. Selain itu, mereka dapat menghadapi tekanan dari konstituen dan partai mereka sendiri.

 "Memilih untuk mengikuti politik hati nurani bisa menjadi langkah yang sangat sulit karena berisiko merusak hubungan dengan partai, yang sering kali merupakan basis dukungan politik utama. Politisi yang mengambil langkah ini harus siap menghadapi konsekuensi politik yang signifikan," kata Prof. Budi Santoso, pakar ilmu pemerintahan.

Politik Hati Nurani dan Masa Depan Kepemimpinan

Politik hati nurani semakin penting di zaman sekarang, melihat tren global dan lokal. Kepercayaan publik terhadap institusi politik konvensional sering kali berkurang, dan sejumlah besar pemilih mencari pemimpin yang bermoral. Fenomena ini menyebabkan munculnya gerakan politik yang lebih independen, di mana para calon memprioritaskan moral dan etika daripada janji kampanye mereka. 

"Jika politik hati nurani terus berkembang, kita mungkin akan melihat lebih banyak politisi independen muncul dan menawarkan alternatif dari struktur partai tradisional," kata Dewi Lestari, aktivis politik dan penulis buku tentang etika politik. Mereka yang tidak puas dengan politik konvensional akan mendukung mereka.

Kesimpulan

Politik hati nurani menunjukkan bahwa nilai moral diperlukan dalam politik. Politik yang berlandaskan hati nurani memiliki potensi untuk meningkatkan kepercayaan publik dan mendorong perubahan positif, meskipun ada beberapa tantangan. 

Dengan memilih untuk bertindak berdasarkan moral daripada hanya mengikuti garis partai, politisi membuka jalan bagi gaya kepemimpinan yang lebih moral. Politik moral dapat mengubah dinamika politik di masa depan dengan menjadikannya lebih manusiawi dan responsif terhadap masalah moral yang penting bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun