Peran Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di Pelayanan Kesehatan
Avrilla Dwi Bayu Mahandika
Dosen pengampu : Weni Purwati,S.Si., M.Si
DIV Teknologi Radiologi Pencitraan Fak. Vokasi UNAIR
Radiasi merupakan fenomena alam yang ada di sekitar kita, hadir dalam berbagai bentuk seperti radiasi sinar matahari, radiasi dari alam, dan bahkan radiasi buatan manusia seperti yang dihasilkan oleh perangkat medis. Di dalam dunia kedokteran, penggunaan radiasi menjadi sebuah alat yang sangat penting dalam diagnosis dan terapi penyakit.Â
Namun, sementara manfaatnya yang besar, penggunaan radiasi juga membawa risiko potensial bagi kesehatan, baik bagi pasien maupun tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses pelayanan medis (Ruitan, A. J. A., Suriani, N. W., Rondonuwu, A. T., Komansilan, A., Wola, B. R., Rogahang, M. K., & Mirontoneng, G. I. Z.Ruitan, A. J. A., Suriani, N. W., Rondonuwu, A. T., Komansilan, A., Wola, B. R., Rogahang, M. K., & Mirontoneng, 2023).
Dalam konteks inilah peran Petugas Proteksi Radiasi (PPR) menjadi semakin vital. PPR adalah para profesional yang terlatih dalam mengelola dan meminimalkan risiko radiasi di lingkungan pelayanan kesehatan. Tugas utama mereka meliputi pemantauan dosis radiasi, perlindungan terhadap individu yang terpapar, serta pemeliharaan peralatan radiologi (Sofyan et al., 2014). Dalam setiap tahapan, PPR memiliki peran yang krusial dalam memastikan bahwa penggunaan radiasi medis dilakukan dengan aman dan efektif.
Pada pendahuluan ini, akan diselidiki lebih lanjut mengenai peran yang dimainkan oleh PPR dalam konteks pelayanan kesehatan. Hal ini meliputi tantangan yang dihadapi dalam mengelola risiko radiasi, upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan radiasi, serta kontribusi PPR dalam meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Tantangan dalam Mengelola Risiko Radiasi
Tantangan utama yang dihadapi oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dalam mengelola risiko radiasi di lingkungan pelayanan kesehatan mencakup sejumlah aspek yang kompleks. Pertama-tama, keterbatasan sumber daya menjadi salah satu hambatan utama (Novika, 2022).Â
Fasilitas kesehatan sering kali mengalami keterbatasan dalam hal peralatan yang diperlukan untuk pemantauan dosis radiasi, perawatan peralatan radiologi, dan pelatihan yang memadai untuk petugas. Keterbatasan ini dapat menghambat kemampuan PPR dalam menjalankan tugas mereka secara efektif, terutama dalam menghadapi peningkatan permintaan akan pelayanan radiologi (Farid, 2023).
Perubahan teknologi dan praktik klinis juga menjadi tantangan yang signifikan bagi PPR. Kemajuan dalam teknologi medis menghasilkan perubahan dalam teknologi radiologi dan praktik klinis yang terkait. PPR harus terus memperbaharui pengetahuan mereka dan memastikan bahwa prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengelola risiko radiasi juga diperbarui dan disesuaikan (Cholifah et al., 2020).Â
Hal ini memerlukan dedikasi dan upaya yang berkelanjutan dalam mempelajari dan mengimplementasikan teknologi baru serta praktik terbaik.
Di samping itu, tantangan lainnya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang risiko radiasi di antara tenaga kesehatan dan masyarakat umum. PPR harus aktif melakukan upaya penyuluhan dan pendidikan untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko radiasi serta pentingnya perlindungan radiasi (Cholifah et al., 2020).Â
Ini melibatkan komunikasi yang efektif dan strategi pendidikan yang relevan untuk menjangkau berbagai pemangku kepentingan. Dengan menghadapi tantangan-tantangan ini, PPR dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam memastikan penggunaan radiasi medis yang aman dan efektif dalam pelayanan kesehatan (Nisa, 2016).
Peningkatan Kesadaran dan Pemahaman tentang Perlindungan Radiasi
Upaya penyuluhan dan pelatihan memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya perlindungan radiasi di kalangan tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pemeriksaan radiologi. Melalui penyuluhan, tenaga kesehatan dapat diberikan informasi yang mendalam mengenai risiko radiasi dan strategi perlindungan radiasi yang efektif.Â
Seminari dan workshop sering digunakan sebagai platform untuk menyampaikan materi ini, memberikan kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip dasar radiologi dan teknik-teknik pengurangan risiko (Novika, 2022).
Selain itu, pendekatan pembelajaran berbasis kasus juga terbukti efektif dalam memperkuat pemahaman praktis tenaga kesehatan tentang aplikasi perlindungan radiasi dalam situasi klinis nyata (Farid, 2023). Modul pembelajaran online juga menjadi sarana yang berguna, memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengakses materi pelatihan secara mandiri dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam kesimpulan, peran Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di pelayanan kesehatan merupakan fondasi penting dalam memastikan penggunaan radiasi medis yang aman dan efektif. Melalui upaya penyuluhan dan pelatihan yang berkelanjutan, PPR dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang risiko radiasi di kalangan tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pemeriksaan radiologi.Â
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip perlindungan radiasi dan adopsi praktik-praktik yang aman, diharapkan tenaga kesehatan dapat melindungi diri mereka sendiri dan pasien dari paparan radiasi yang berpotensi berbahaya.
REFERENSI
Cholifah, C., Nisak, U. K., & PK, A. (2020). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. FiKes Univetsitas Muhammadiyah Sidoarjo, August, 138. https://books.google.com/books?hl=en%5C&lr=%5C&id=lqzuDwAAQBAJ%5C&oi=fnd%5C&pg=PA1%5C&dq=pelayanan+dalam+bidang+farmasi%5C&ots=jODNSz6HY4%5C&sig=3ESmAvtmtgyO2c2eiOcn-tAx5_U
Farid, H. (2023). Analisis Penerapan Manajemen Keselamatan Kerja Di Instalasi Radiologi Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukadana.
Nisa, H. (2016). Komunikasi Yang Efektif Dalam Pendidikan Karakter. Universum, 10(1), 49–63. https://doi.org/10.30762/universum.v10i1.223
Novika. (2022). Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Ipa Ke-7 Tahun 2022. Inovasi Pembelajaran IPA Dengan STEM Di Era Kurikulum Merdeka, 6, 166. http://ipa.fmipa.um.ac.id/
Ruitan, A. J. A., Suriani, N. W., Rondonuwu, A. T., Komansilan, A., Wola, B. R., Rogahang, M. K., & Mirontoneng, G. I. Z.Ruitan, A. J. A., Suriani, N. W., Rondonuwu, A. T., Komansilan, A., Wola, B. R., Rogahang, M. K., & Mirontoneng, G. I. Z. (2023). Keterampilan kolaborasi mahasiswa dalam pembelajaran eksploratif fenomena lokal dan global mengenai radiasi cahaya matahari dan suhu di Danau Tondano. Journal on Teacher Education, 4(4), 419–430.
Sofyan, H., Tenaga, B., Nasional, N., Dosimeter, P., View, P., & Sofyan, H. (2014). Majalah APRI Vol. 1 No. 1 (Mei 2014). May. https://doi.org/10.13140/2.1.1095.1687
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H