Koran ini menurut saya sekelas dengan Kompas, sama-sama media besar yang mempunyai reputasi luar biasa di dunia pers. Mungkin bedanya karena The Straits Times dimiliki oleh Temasek, sehingga beritanya sangat jarang sekali mengulas tentang politik di Singapura. Beritanya nyaris tidak ada yang keras maupun frontal mengkritik pemerintah. Hal tersebut terdengar wajar karena memang kebebasan pers di negara ini tidak seperti di Indonesia.
Sebelum menutup kunjungan hari pertama kami, Shefali kemudian mengajak kami menuju ruangan bernama Innovation Room, sebuah ruangan nyaman yang digunakan oleh awak Straits Times untuk melakukan brainstorming ide maupun gagasan. Awak The Straits Times lainnya, Eugene dan Rebecca memberikan penjelasan panjang lebar mengenai bagaimana Straites Time mengelola data menjadi sebuah berita yang mudah dipahami. Seketika saya pun kembali mengingat kunjungan saya ke Litbang Kompas pada bulan April yang lalu, mereka melakukan hal yang sama persis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H