Mohon tunggu...
Bayu Aswenda
Bayu Aswenda Mohon Tunggu... Humas PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah -

Tinggi diatas rata-rata namun tidak diimbangi dengan packaging perut yang proporsional. Sedap dipandang namun sayang bukan untuk dipegang. "Sopo wani rekoso bakal nggayuh mulyo".

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kucing dari Jogja Mencari Makan di Ibu Kota

22 April 2016   13:42 Diperbarui: 24 April 2016   10:37 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Nakulo Angga Prasetyo Murti - Photo by: Bayu Aswenda"][/caption]Tuntutan ekonomi mendorong pria berbadan kurus ini mengadu nasib ke Ibu Kota. Padahal tak pernah sekalipun terpikirkan olehnya untuk bekerja di Jakarta. Bayangan yang ada di kepalanya Jakarta itu macet, kehidupannya keras dan sumpek.

"Sejak SMP saya dipanggil Kucing. Waktu itu saya sering tidur di emperan layaknya kucing. Karena itu teman-teman memanggil saya Kucing sampai sekarang," kata pria yang mempunyai nama asli Nakulo Angga Prasetyo Murti ini.

Dengan suara medhok khas jawa, Kucing mengaku mempunyai saudara kembar yang lahir 5 menit setelahnya. Namanya pun mirip. Sadewo Angga Prasetyo Murti. Nama yang khas dengan tokoh perwayangan di adat Jawa.

"Orang tua saya suka dengan tokoh wayang, mungkin itu alasan kenapa memberi nama kami berdua Nakulo Sadewo," kata Kucing sembari menyibak rambut panjangnya yang sesekali menutupi matanya.

[caption caption="Semangatnya tak sekecil tubuhnya - Photo by: Bayu Aswenda"]

[/caption]Sebelum bekerja di Kompas TV, pria berkacamata yang lahir 29 tahun silam ini pernah merintis usaha konter handphone dan berternak lele di Jogja. Usaha yang telah dirintis semasa kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Bukannya untung malah buntung. Usahanya gagal, angan-angan meraup rupiah pun melayang sirna.

Kucing nekat mengadu nasib ke Jakarta akhir Desember 2013 berbekal uang 400 ribu perak di dompetnya. Untung ada temannya yang berbaik hati menawari tinggal bersama di sebuah rumah susun di pusat Kota Jakarta. Pekerjaan pertama yang dilakoninya adalah sales buku. Tidak setiap hari mulutnya moncer menjual buku. Akhirnya pun gampang ditebak, setelah tiga bulan berpeluh keringat berkeliling sudut kota menjual buku, Kucing akhirnya menyerah.

"Setelah berhenti menjual buku, terbesit di pikiran saya untuk mencoba mengais rejeki menjadi tukang ojek. Saya berpikir itu solusi tercepat bagi saya agar mendapat uang. Namun seorang teman datang memberitahu saya bahwa Net TV dan Kompas TV membuka lowongan pekerjaan. Karena desakan dan dorongan teman, akhirnya saya mencoba melamar di kedua media nasional tersebut," ujarnya.

Memang dasar rejeki kucing tak ke mana, setelah melalui rangkaian tes, kedua media nasional tersebut menerimanya. Bukannya bahagia, kebingungan malah melandanya. Dia bingung harus memilih media mana sebagai tempatnya bekerja.

[caption caption="Kompas TV menjadi keluarganya - Photo by: Bayu Aswenda"]

[/caption]"Nak, Kompas itu kan sudah ada semenjak kamu belum lahir, kalau menurut Ibu lebih baik kamu kerja di Kompas. Kalau perusahaan bisa bertahan lama itu berarti tandanya perusahaannya bonafit. Ambil saja yang di Kompas," katanya menirukan pesan ibunya di telepon.

Kucing pun menetapkan pilihannya untuk menggantungkan rejeki di Kompas TV. April 2014 dirinya resmi mengenakan seragam hitam kebesaran Kompas TV. Kucing ditempatkan sebagai staf logistik. Kerjanya tidak bisa dibilang mudah. Setiap hari dia menyiapkan segala macam alat untuk kebutuhan produksi. Selain itu dia juga bertanggung jawab untuk memelihara segala peralatan tersebut.

[caption caption="Semangat dan Niat menjadi bekalnya - Photo by: Bayu Aswenda"]

[/caption]Minggu pertama dilaluinya dengan berat. Dia hanya mengenal beberapa peralatan produksi televisi. Berbekal semangat keras dia pun berhasil cepat beradaptasi dilingkungan barunya. Kini tidak ada satu peralatan pun yang tidak dikenalnya.

Kini dua tahun sudah dia bergabung dengan Kompas TV. Teman, pengalaman dan ilmunya semakin bertambah luas. Ibu Kota yang dulu dianggapnya menakutkan dan keras, sekarang berhasil dia taklukkan. Udara Jakarta sekarang menjadi penyangga hidupnya. Bekalnya hanya dua, semangat dan niat.

[caption caption="Kucing dan seragam kebanggaannya - Photo by: Bayu Aswenda"]

[/caption]"Saya berharap suatu saat nanti saya diberi rejeki dan kesempatan untuk membuka usaha sendiri yang nantinya bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang bermanfaat bagi banyak orang," pungkasnya. 

***

Terima kasih Mas Kucing atas ceritanya, Semangat dan Niat kuncinya.

[caption caption="Signature"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun