[caption caption="Truk Pengangkut Batu Bara - Photo by : Stonecold"][/caption]Desa Tua Nan Kaya
Truk-truk besar berderet sedikit tak beraturan di bahu jalan tanpa penumpang. Tampak sang juru kemudi sedang bersantai, sejenak melepas lelah sambil mengisi perut yang sudah keroncongan di warung makan langganan.
Mobil-mobil double cabin khas kendaraan proyek batubara seringkali melintas lalu lalang. Udara panas bercampur debu seakan ingin ikut meramaikan suasana yang tak pernah kunjung sepi.
Di sepanjang jalan terhampar pemandangan warung makan yang menyajikan menu utama serba ikan tak ubahnya jamur di musim hujan. Jarak antar warung pun terbilang cukup dekat.
Kurang dari jarak 100 meter sudah berdiri warung lain yang saling bersaing memperebutkan pelanggan. Sungguh memberikan warna lain bagi desa di Kecamatan Jorong tersebut. Suasana jalan yang menghubungkan kota Banjarmasin ke Kotabaru itu selalu nampak ramai.
Kendaraan melaju cukup kencang di jalanan yang sebenarnya tidak terlalu lebar. Truk-truk besar yang melintas adalah pemandangan lumrah sehari-hari bagi warga sekitar.
Inilah gambaran suasana Desa Asam-Asam. Sebuah Desa dengan luas wilayah 56,5 km2 di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.
Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjar di sebelah utara, Desa Muara Asam-Asam di sebelah selatan, Desa Pandansari di sebelah timur dan Desa Jorong di sebelah barat.
Selain memiliki potensi yang sangat tinggi di bidang tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan persawahan, Desa Asam-Asam juga memiliki cadangan bahan tambang yang melimpah khususnya batubara.
Menjadi tidak mengherankan kalau Desa Asam-Asam ramai dengan aktivitas pertambangan batubara. Seringkali dijumpai orang-orang yang memakai wearpack khas pegawai tambang.
Mereka inilah salah satu pangsa pasar warung makanan di sepanjang jalan desa yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Banjar, dan tidak sedikit juga berasal dari suku Jawa, Madura, Sunda dan Dayak.
[caption caption="Emas Hitam di Asam-Asam - Photo by : Kontan, Muradi"]
Emas Hitam Asupan PLTU
Warnanya hitam, kotor dan akan meninggalkan bekas di tangan saat menyentuhnya. Sekilas mungkin tidak menarik namun istilah “emas hitam” untuk batubara pasti memiliki makna. Tidak lain karena manfaatnya yang sangat luar biasa.
Batubara merupakan salah satu sumber energi yang ketersediaannya cukup melimpah di Indonesia. Salah satu daerah penghasil batubara terbesar adalah Kalimantan Selatan.
Batubara terbilang murah untuk diekstrak dan baik digunakan sebagai penghasil listrik. Potensi ini membuat Kalimantan Selatan patut memiliki pembangkit listrik dengan batubara sebagai bahan baku utamanya.
Sebagaimana diketahui, terdapat berbagai macam jenis pembangkit listrik seperti tenaga diesel, gas, surya, air, uap bahkan nuklir. Salah satu jenis pembangkit yang berbahan baku batubara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau orang biasa mengenalnya dengan nama PLTU.
Untuk memperoleh nilai keekonomian maka pembangunan sebuah PLTU harus juga memperhitungkan lokasi bahan baku utamanya. Salah satu jenisnya adalah PLTU mulut tambang (mine mouth) yang dibangun dekat dengan sumber energi primernya. Tujuannya adalah untuk meminimalisir biaya angkut batubara.
Sejak tahun 2000, di Desa Asam-Asam yang kaya akan batubara telah berdiri bangunan megah berwarna biru dan memiliki cerobong asap yang menjulang tinggi sebagai ciri khasnya. Sekitar empat kilometer jarak yang diperlukan untuk menuju bangunan tersebut dari pinggir jalan raya Banjarmasin – Kotabaru tepatnya di kilometer 122.
Aktivitas hilir mudik truk pengangkut batubara selalu meramaikan jalan dengan lebar lebih dari 10 meter tersebut. Lagi- lagi debu menghiasi jalanan akses masuk ke bangunan yang sepertinya tidak pernah berhenti mengepulkan asap. Bahkan, tatkala sudah semakin mendekat, suara deru mesin dari bangunan tersebut akan terdengar semakin kencang.
Setiap hari, truk-truk silih berganti menuju ke arah bangunan biru tersebut untuk mengangkut batubara yang merupakan bahan bakar utamanya. Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 160 ha tersebut adalah kebanggaan warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Perannya begitu penting bagi kehidupan warga Banua. Karena itu, penjagaan ketat dari security menjadi pemandangan biasa. Mereka selalu sigap melakukan pengecekan kepada siapapun, orang atau kendaraan, yang akan memasuki kawasan tersebut.
Sesaat sebelum masuk ke area bangunan, berdiri sebuah neon sign yang didominasi warna biru dan kuning dengan tinggi sekitar empat meter di kiri jalan. Di atasnya terpampang tulisan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam. Tampak jelas juga logo petir yang menjadi ciri khas Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Bangunan tersebut bernama PLTU Asam-Asam. Salah satu pembangkit terbesar yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng).
Pertama kalinya, enam belas tahun yang lalu, asap mulai mengepul keluar dari cerobong asap PLTU Asam-Asam sebagai tanda mulai beroperasi. Hingga kini, deru mesin PLTU Asam-Asam tak pernah lelah bekerja untuk terus memproduksi listrik.
PLTU Asam-Asam mulai dibangun tahun 1997, beroperasi pada tahun 2000. Pertama kali, Unit #1 PLTU Asam-Asam menghasilkan listrik tanggal 28 Juni 2000. Tak lama berselang, tepatnya pada 25 Oktober 2000, Unit #2 juga mulai beroperasi untuk memasok kebutuhan listrik warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Meski cukup memakan waktu dalam proses pembangunannya yakni kurang lebih 3 tahun dan harus menghadapi beberapa kendala teknis, akhirnya PLTU Asam-Asam Unit #3 selesai dibangun dan siap beroperasi.
Tepatnya tanggal 24 Maret 2012, Unit #3 PLTU Asam-Asam hadir untuk men-support kerja kakaknya, Unit #1 dalam menyuplai listrik bagi Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tak berselang lama, Unit #4 bergabung dan mulai beroperasi pada tanggal 7 November 2012. Kini, ke-4 unit PLTU Asam-Asam telah beroperasi maksimal dengan kapasitas daya 260 MW.
PLTU Asam-Asam kini menjadi pemasok utama Sistem Kelistrikan Barito. Berdiri dengan gagah serta berkontribusi nyata bagi kelangsungan kenyamanan kehidupan warga di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Saat ini, PLTU Asam- Asam adalah satu-satunya pembangkit listrik milik PLN yang menggunakan bahan bakar batubara di Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
[caption caption="PLTU Asam-Asam 4 x 65 Megawatt - Photo by Stonecold"]
PLTU Asam-Asam Jantung Kelistrikan
Coba bayangkan, apa jadinya hidup tanpa listrik? Listrik kini sudah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan. Ekstrimnya, listrik telah mengubah hidup manusia secara dramatis.
Sebelum listrik tersedia lebih dari 100 tahun lalu, rumah diterangi lampu minyak tanah, makanan diawetkan dalam kotak es dan ruangan dihangatkan oleh tungku pembakaran kayu atau batubara. Meskipun sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, tapi mungkin tak pernah terpikir seperti apa hidup tanpa listrik.
Sama halnya dengan arti penting udara dan air untuk manusia. Perannya cenderung terlupakan. Listrik telah dimanfaatkan untuk mendukung pekerjaan sehari-hari, mulai dari penerangan, pemanas dan pendingin rumah, menyalakan televisi dan komputer serta banyak hal lainnya.
Darimana listrik untuk warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah berasal? Sistem kelistrikan bagi Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah terbagi dalam 1 sistem utama yang terinterkoneksi yakni Sistem Kelistrikan Barito serta 11 sistem kelistrikan isolated.
PLTU Asam-Asam menjadi pemasok utama pada Sistem Kelistrikan Barito, dengan kapasitas daya 4 x 65 MW. Beban Sistem Kelistrikan Barito juga ditopang oleh pembangkit lain yakni PLTA Riam Kanan, PLTG Trisakti dan puluhan PLTD yang unitnya tersebar. Keragaman jenis pembangkit ini dioperasikan dan dibaurkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik bagi pelanggan.
Pembangkit listrik terbesar di Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, PLTU Asam-Asam merupakan primadona penghasil energi listrik. Bagaimana tidak, dari total beban puncak yang mencapai 486 MW, PLTU Asam-Asam menyumbang 260 MW atau hampir 53% dari total beban puncak. Peran yang begitu penting ini membuat PLTU Asam-Asam seakan “haram” berhenti beroperasi memproduksi listrik.
Ibarat tubuh manusia, PLTU Asam-Asam adalah jantung sistem kelistrikan utama di Wilayah ini. Sebagai jantung, tentu perannya sangat vital dan sangat krusial. Tanpa jantung maka tidak akan ada kehidupan. Tanpa PLTU Asam-Asam maka sebagian besar Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah akan gelap gulita.
Patut rasanya kalau dikatakan PLTU Asam-Asam sebagai salah satu aset vital nasional. Karena atas kontribusi dan kepulan asapnya, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dapat menikmati listrik. Masyarakat bisa beraktivitas, perekonomian meningkat serta manfaat lainnya yang sangat ditunjang oleh keberadaan PLTU Asam- Asam sebagai pemasok utama listrik di wilayah ini.
[caption caption="Signature"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H