Sejumlah keterbatasan dan hambatan yang dialami oleh China ini selanjutnya membuat China terinspirasi untuk mendobrak tradisi lama yakni China yang sangat ketat dalam urusan seleksi pemain termasuk menomorsatukan pemain dengan garis keturunan murni China. Pertimbangan ini didasarkan atas masih begitu terbatasnya kualitas sumber daya pemain lokal China sehingga upaya keras China untuk memperbaiki kualitas timnasnya melalui kontrak pelatih asing sekelas Marcelo Lippi sampai Fabio Cannavaro masih terasa sia-sia. Ditambah lagi dengan tuntutan kondisi dunia yang semakin mengglobal termasuk dalam aspek sepakbola, yang membuat banyak pemain dengan garis keturunan non-murni pun dapat leluasa membela timnas meskipun bukan timnas negara asalnya.
China mungkin terinspirasi dari bagaimana kisah keberhasilan Qatar menjuarai Piala Asia 2019 dengan komposisi pemain timnas mereka yang tak ubahnya merupakan hasil dari kombinasi pemain multinasional dengan pemain muda bertalenta sebagai hasil pembinaan domestik.Â
Pemain-pemain multinasional Qatar ini pun diakomodasi dari klub Qatari League (Liga Qatar) sampai dengan pembinaan usia muda berjuluk Aspire Academy yang berusaha menjaring bakat-bakat muda internasional untuk kemudian dibesarkan di Qatar.Â
Selain Qatar Filipina pun melakukan hal serupa dengan melakukan gerilya pemain naturalisasi dari Jerman dan Spanyol dengan hasil instan seperti perbaikan peringkat FIFA sampai lolos ke Piala Asia. Tidaklah buruk.
Maka secara cepat dan senyap China pun segera mereplikasi langkah tersebut di tengah segala polemik dan pro-kontra publik domestik yang beredar.Â
Tanggal 7 Juni 2019 pertandingan ujicoba internasional yang mempertemukan China dengan Filipina menjadi saksi para pemain naturalisasi pertama China dalam cabang sepakbola. Mereka adalah Li Ke (Nico Yennaris), mantan pemain Brentford dan Arsenal serta John Hou, mantan pemain Rosenborg yang sama-sama mewarisi darah keturunan China dari sang ibu.Â
Li Ke berposisi sebagai gelandang dan John adalah gelandang serang, keduanya berasal dari klub yang sama yakni Beijing Guoan yang kini berkiprah di China League.
Keberhasilan naturalisasi Li Ke dan John yang memang memiliki garis keturunan China tidak lantas membuat China puas. Dengan ambisi yang begitu besar tentu saja keberadaan pemain naturalisasi yang hanya didapatkan dari garis keturunan dirasakan masih belum cukup.Â
Oleh karenanya China segera bergegas mengambil inisiatif naturalisasi kepada talenta-talenta yang tidak memiliki garis keturunan sama sekali terhadap China akan tetapi telah memiliki riwayat tinggal di China.Â
Ditambah dengan popularitas Liga China sebagai liga yang menawarkan guyuran finansial berlimpah dan mengundang talenta-talenta luar negeri bermain ke China, maka gelombang pemain naturalisasi China ini dalam waktu cepat begitu deras mengalir.
Dengan dibantu oleh klub masing-masing untuk memperbesar kuota akomodasi pemain asing, naturalisasi terasa begitu mudah bagi pemain bertalenta yang sama sekali tidak memiliki darah China.Â