Mohon tunggu...
Bayu Arif Ramadhan
Bayu Arif Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - 22 thn, Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menulis sebagai hobi dan pengisi luang waktu

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola China Merajut Mimpi melalui Naturalisasi

20 Juli 2019   01:37 Diperbarui: 21 Juli 2019   13:40 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dominasi Jepang dan Korea Selatan dalam sepakbola sebagai akumulasi keberhasilan kultur sepakbola sejak 1990-an di mana Jepang dan Korea Selatan sama-sama tampil di beberapa edisi Piala Dunia sebelum akhirnya secara sempurna menegaskan identitas mereka sebagai "Macan (Sepakbola) Asia" dengan performa sebagai tuan rumah Piala Dunia 2002.

Kberadaan kompetisi dengan sistem dan iklim kompetisi cukup bagus, sampai pembinaan disiplin dan pembibitan berjenjang pemain muda, tentu saja sedikit banyak mulai mengusik China. Terlebih kepada Jepang yang memiliki ikatan klasik sebagai rival China oleh sebab historis maupun politis.

Sehingga tidak mengherankan apabila lambat laun China yang masih penasaran akan peruntungan yang lebih baik dalam sepakbola mencoba mempertegas determinasinya untuk mengejar ketertinggalan dengan para kiblat sepakbola Asia.

 Hal yang dapat dimaklumi apabila mendalami kondisi persepakbolaan China yang dapat dikatakan masih jalan di tempat dibandingkan Jepang atau Korea Selatan. 

Apabila publik China sudah begitu antusias melihat pemain timnas mereka yakni Wu Lei memperkuat klub La Liga Espanyol, sebaliknya baru-baru ini Jepang sudah lebih jauh mengirmkan Takefusa Kubo ke Madrid dan Hiroki Abe menuju Barcelona setelah cerita sukses pendahulunya seperti (Kazu) Miura, (Hide) Nakata, (Shunsuke) Nakamura, (Keisuke) Honda atau (Shinji) Kagawa. Demikian juga publik Korea Selatan yang tentu saja boleh menepuk dada dengan jalan karir Son-Heung Min yang berjasa besar bagi Tottenham tampil di final Liga Champions.

Determinasi China ini ditegaskan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2012. Xi yang juga diketahui sebagai presiden dengan hasrat besar terhadap sepakbola menegaskan bahwa China di bawah pemerintahannya memiliki sejumlah mimpi besar terhadap sepakbola. 

Antara lain adalah menyelenggarakan dan meloloskan Timnas China ke Piala Dunia, hingga impian untuk membawa China menjuarai turnamen sepakbola internasional terbesar di dunia tersebut.  

Hanya tentu saja untuk merealisasikan hal tersebut tidak akan semudah Xi mengeluarkan pernyataan atau membalik telapak tangan. Sebab kualitas sumber daya persepakbolaan China dapat dikatakan masih jauh dari apa yang diharapkan.

Persepakbolaan China mengalami stagnasi setelah terungkapnya skandal korupsi dan pengaturan skor dalam sepkbola China pada 2009 yang menghabiskan waktu penyelidikan sampai dengan 3 tahun serta menyeret sejumlah nama penting dalam persepakbolaan China seperti mantan kepala federasi Nan Yong dan Xie Yalong. 

Terungkapnya skandal korupsi dan pengaturan skor ini berdampak besar terhadap perkembangan sepakbola China selanjutnya yang kadung terpapar citra buruk sehingga membuat banyak orang tua yang enggan memasukkan anak-anaknya ke dalam pembinaan sepakbola.

Dampak selanjutnya yang terjadi dengan minimnya dukungan terhadap sepakbola pasca skandal tersebut adalah kurangnya ketersediaan fasilitas latihan dan pembinaan sepakbola domestik China. Sehingga tidaklah mengejutkan apabila timnas junior China seperti level-U20 selalu gagal lolos menuju Piala Dunia selama kurang lebih 14 tahun, berbanding terbalik dengan Korea Selatan yang bahkan baru saja mengukir prestasi lolos menuju final dan pemainnya sendiri (Kang In-Lee) bahkan sudah bermain di Valencia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun