Sungguh sebenarnya sangat naif jikalau saya terus menyudutkan sosok secerdas Arsene Wenger. Yang dianggap publik Inggris telah melakukan suatu inovasi pada Liga Inggris terutama soal pola diet pemain ketika awal invasinya dari Prancis pada 1996 ke Highbury. Wenger pun bukan pelatih kacangan maupun omong besar. Dia juga bukan hanya sosok kakek renta yang hanya bisa berdiri dan menyuruh di pinggir lapangan, Wenger telah bergelimang prestasi dan telah berperan besar secara integral untuk mengerek Arsenal ke posisi terhormat dalam persepakbolaan negeri Ratu Elizabeth. Pemain-pemain muda pun dipolesnya hingga menjadi pemain mahal bahkan menjadi legenda klub maupun bintang di klub lain.Â
Sungguh Wenger sebenarnya mempunyai itu, sebuah sentuhan laksana Raja Midas. Namun, sekali lagi sejarah dan romansa memang indah untuk diingat. Namun masa juga berubah, keindahan romansa tak lebih besar daripada kerasnya kenyataan di hari ini. Dan sangat disayangkan, Wenger kadang terlalu kaku dan radikal untuk hal tersebut.Â
Bahkan mengenai belanja kebutuhan pemain yang menurut saya pribadi sangatlah hemat dan hemat. Semenjak pindahnya Arsenal dari Highbury ke Emirates pada 2006, bahkan semenjak Arsenal secara resmi mengumumkan hutang pembangunan Emirates telah terlunasi, Wenger tak jua membuka dirinya untuk ide baru demi kebaikan tim. Astagaa.. hehehe
Terkadang ironis melihat Arsenal sebagai klub dengan harga tiket termahal stadion seantero Inggris bahkan bisa dibilang sangat jarang untuk mencomot pemain berlevel bintang. Entah saya juga kurang memahami apakah ada masalah di suara pribadi pemilik saham Stan Kroenke ataupun Alisher Usmanov, bahkan di tangan Wenger sendiri mengenai kebijakan transfer.Â
Bukan kesekian kali lagi fans Arsenal kenyang untuk memakan rumor rumor yang dihembuskan media. Bukan pula saya kurang gengsi jika Arsenal tidak membeli pemain baru label bintang dengan tebusan mahal. Bukan perkara gengsi, melainkan lebih kepada urgensi, dan Arsenal sedang membutuhkan hal tersebut hari ini. Saya tahu dan semua fans Arsenal pasti mengetahui bahwa Wenger tahu yang harus dilakukannya dan dia tahu mengenai yang terbaik.Â
Namun menilik Arsenal yang berpola pada Sanchez-Ozil-Cazorla, saya kira wajarlah kiranya tim lain mulai mengetahui cara menutup Arsenal, bahkan menutup Walcott dan Giroud. Chamberlain, El Neny dan Xhaka adalah darah muda yang sulit diprediksi potensinya dan mengagumkan, begtu pula dengan Campbell dan Akpom yang sayangnya malah Campbell yang musim lalu menawan lha kok ya malah dipinjamkan .....
Namun saya kira, bahwa selama belum ada pemain yang datang sekaliber Ozil dan Sanchez, pola variasi Arsenal adalah selalu sama. Dan selalu sama dalam pola terkadang tidaklah baik untuk tim yang mencanangkan target tinggi seperti Arsenal. Bukankah terasa seperti ada kepingan yang hilang di Arsenal dengan pola dan poros permainan yang hanya demikian (?)
Melawan Leicester kemarin, Arsenal sebenarnya telah meningkat pesat. Hanya, Kasper Schmeichel memang benar-benar seorang Denmark yang tangguh. Selain serangan yang deras, pertahanan Arsenal juga solid. Vardy-Mahrez mengancam tapi tak sempat membobol. Hanya, satu hal yang menjadi catatan ketika di babak kedua Sanchez mengalami deadlock yang berarti Arsenal juga mengalami frustrasi, Ozil bahkan tak kunjung dimasukkan oleh Wenger. Tercatat Ozil dimasukkan pada menit ke-70 bersamaan dengan gelandang eksplosif lainnya Jack Wilshere.Â
Kontan saja serangan Arsenal lebih kreatif dan menggebrak, namun tetap saja bahwa waktu kurang panjang untuk minimal membuat mereka menciptakan sesuatu yang berbuah gol bagi Gunners. Giroud bahkan baru dimasukkan pada menit ke-82, merupakan sebenarnya sesuatu yang masuk akal untuk menunggu Leicester lelah berlari. Namun, bukankah seharusnya sang striker Perancis harusnya dimasukkan lebih awal seiring pentingnya menebus kekalahan memalukan di Emirates pada bentrok perdana?Â
Andai saja Walcott tidak membuang peluang ketika tinggal berhadapan dengan Schmeichel, namun tetap saja. Bahwa menyimpan Ozil yang merupakan kartu paling penting Arsenal dalam serangan sampai menit ke-70, untuk pelatih sekelas Wenger di laga yang sangat penting melawan juara bertahan. Menurut saya adalah sebuah pertanyaan, dan bahkan menyisakannya. Kenapa Wenger, ada apa ? Dua laga dan di kampanye awal Arsenal sudah tertinggal 5 poin dari rival. Hehehe .... tetep semangat tapi kuy Arsenal!!
Sekiranya bukan hal yang aneh pula bahwa tagar #WENGEROUT akhirnya viral juga beberapa waktu ini. Agak aneh juga melihat tagar ini, bahwa seiring rasa hormat kepada beliau yang besar walau hanya sebagai fans saja. Tapi, untuk fans yang benar-benar cinta, memang Opa, waktu 12 tahun sejak 2004 untuk hanya mengenang gelar liga sangatlah terlalu panjang. Terutama bagi warga Britania Raya yang terkenal militan dan hooligan. Mungkin bagi mereka romansa kehadiran Robert Pires dan Henry dalam setiap investasi pemain muda sangatlah membuat dahaga. Piala FA walaupun beruntun, kiranya memang belumlah cukup Opa, hehehe.. Gooners butuh lebih dari itu.Â