Mohon tunggu...
Bayu Andhini
Bayu Andhini Mohon Tunggu... Freelancer - Saat ini masih belajar menulis

Tinggal di Pagatan, pernah diam di Kendari dan Natuna. Mencari kesempatan untuk road trip.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rekomendasi Drama Korea Bertema Pendidikan

3 Juni 2023   10:11 Diperbarui: 3 Juni 2023   10:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertama, selamat merayakan Hardiknas 2023 (tulisan ini harusnya diterbitkan awal mei lalu)

Kedua, entah sudah sejauh mana pembahasan masalah pendidikan di Indonesia dan akar masalahnya. Semoga sudah mengerucut. 

Ketiga, mari rayakan hardiknas dengan nonton drama korea yang bertema Pendidikan agar supaya bisa meresapi kembali apa yang masih salah dengan sistem pendidikan di negara kita. Atau malahan jangan-jangan bukan ada yang salah, tapi siapa yang salah, atau malahan tiba-tiba tergerak hatinya untuk ikut menyelesaikan salah satu masalah pendidikan. Yha bikin les buat anak tetangga kah atau bikin rumah baca kah.

Korea Selatan sebagai negara yang terus-terusan memproduksi tayangan berupa drama serial yang bisa kita nikmati secara bebas di OTT mana saja. Tema-tema yang dihadirkan juga terkadang lekat di kehidupan kita dan terkadang juga kebablasan imajinasinya. Salah satu tema yang selalu hadir adalah tentang pendidikan dan serba-serbinya. 

Terhitung ada beberapa drama korea tentang pendidikan yang belakangan saya nikmati. Beberapa judul mungkin akan bertema tentang isu pendidikan disana, seperti kompetisi antar siswa, bullying atau romansa anak muda, namun akan selalu ada hal positif yang bisa diambil. Misalnya, seragamnya. 

All of us are Dead

Sebenarnya judul asli drakor ini adalah Sekarang, (saatnya) sekolah kita, namun judul versi internasionalnya tidak mencerminkan sekolah ataupun pendidikan sama sekali ya. Tapi gak papa lah, selama latar tempatnya adalah gedung sekolah dan tokoh utamanya adalah murid-murid ya masih masuk lah ya. 

Ceritanya tentang sekolahnya yang tiba-tiba diserang zombie karena gurunya yang bikin eksperimen lah. Jadinya ada sekumpulan murid yang bertahan agar nggak kegigit dan jadi zombie. Namun seiring perjalanan episode, maka ceritanya mencapai klimaks dan endingnya tidak seperti yang kita harapkan. 

Namun, menonton drama ini dapat disimpulkan bahwa, kantin sekolahnya bagus ya. Pintunya kaca. Membandingkan dengan kantin sekolah saya sendiri yang atapnya sudah lapuk dan rawan jatuh, lebih berbahaya dibandingkan serbuan zombi itu sendiri. Gak lucu aja, ketika murid lain berubah jadi zombi ada murid lain yang tewas kejatuhan kuda-kuda atap. Satu lagi isu ketimpangan pendidikan yaitu soal bangunan sekolah yang layak. 

Namun, harusnya saya bersyukur masih punya kantin di sekolah.

Sky Castle

Judulnya sih indah ya, Kastil Langit, tapi kok kaya sinetron di Indosiyar ya, tapi ceritanya jauh dari kisah cringe. Ending episode pertama aja sudah bikin ter'hah' kenapa nih. Meski cerita utamanya adalah bagaimana orang tau sebuah cluster di komplek perumahan mewah yang ambi banget masukin anaknya ke universitas top di Korea Selatan sana. Harus jadi mahasiswa sana, gak boleh nggak, tidak ada tawar menawar dan titik. 

Nah, lika-liku perjalanan si anak dijelasin tuh, di sekolah dia gimana, hubungan sama teman-temannya, sampai ke drama setting gimana caranya si anak punya bekal pengalaman yang mumpuni untuk jadi mahasiswa disana sampai menyewa guru les yang ..... Dingin. Namun, satu lagi isu yang perlu diperhatikan oleh kita-kita adalah tentang perlunya menyiapkan portofolio untuk masuk ke jurusan tertentu dan tindak tanduknya di sekolah. 

Seringkali saya temui, tipikal mahasiswa di jurusan tertentu adalah kalangan orang yang mampu bayar spp-nya tapi tidak serius menjalani kuliahnya atau mahasiswa yang salah jurusan bahkan ada juga yang daripada tidak kuliah mending dijalani saja. Begitu Indonesia sekali. 

Black Dog: Being a Teacher

Jika sudah bosan menonton drama yang fokus ke anak sekolah dan drama-drama romansa di antara mereka, maka saatnya menyaksikan betapa berbedanya jika dramanya dikemas dari sudut pandang guru. Terlebih guru baru yang beradaptasi dengan sistem di sebuah sekolah. Mencoba menyeimbangkan idealisme atau teori dengan praktik di sekolah tersebut.

Apakah mulus? Ah kayak gak tau aja.

Belum lagi sikut-sikutan antar pegawai atau malah kecemburuan yang tidak penting antara senior dengan junior yang dilihat mengancam posisi. Belum lagi kalau ada tekanan dari pemerintah, dinas terkait atau komite sekolah yang entah kenapa kadang tidak sama visi misinya.  

Meski tidak ramai dibicarakan, drama ini membuka pandangan saya bagaimana perjuangan seorang guru yang saya pikir akan lebih mudah. Begitu melangkah ke sekolah, mereka harus duduk di meja, memikirkan pelajaran dan nilai apa yang akan ditransfer ke siswanya hari ini. Setelah selesai, mereka akan mendengarkan segala perkataan dari muridnya, entah umpan balik, keluhan, cerita yang terkadang dari rumah mereka, imajinasinya atau teriakannya. Balik ke kantor guru akan mengurus administrasi dan drama dari pihak lain. Lelah pasti. 

Sabar ya, pendidikan saya pikir adalah jalan yang tidak pernah mudah. Tapi saya yakin buahnya manis. Namun tentu saja ,asih ada banyak isu minor pendidikan lainnya yang menunggu dibahas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun