Mohon tunggu...
Bayu Akbar Pratama
Bayu Akbar Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jangan menyerah, tetaplah berjuang. Karena menjadi besar berawal dari hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

4 Hal Sering yang Dianggap Buruk tapi Sebenarnya Baik Untukmu

20 Desember 2020   11:06 Diperbarui: 21 Desember 2020   22:23 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.pixabay.com)

Penulis sadar, jika terus-terusan mengatakan 'iya', justru menimbulkan masalah. Kok bisa? Padahal kan niat kita itu baik menolong sesama.

Betul, itu memang baik untuk mereka, tapi sebaliknya enggak baik untuk kita. Kenapa? Karena di saat kebetulan kita lagi sibuk mengerjakan sesuatu, terus ada teman kita yang meminta tolong, dengan ringannya kita mengatakan 'iya', pekerjaan yang akan kita prioritaskan menjadi tertinggal gara-gara ngurusin kerjaan orang lain.

Oleh karena itu, kita harus berani mengatakan 'tidak'. Kita ubah mindset kita kalau kata 'tidak' itu enggak jahat, buang jauh-jauh pikiran yang negatif itu. 

Toh mereka belum tentu akan berpikiran serupa dengan kita, misalkan saja mereka merasa tidak enakan, atau tahu keadaan kita sedang sibuk, dan mereka meminta tolong yang ringan.

Apakah ada? Nyatanya tidak! Mereka tidak akan perduli dengan kondisi kita, apakah kita lagi sibuk dan semacamnya, yang terpenting bagi mereka adalah urusannya selesai.

Jadi, jika tugas kita sendiri belum selesai, urusan kita sendiri belum selesai. Ketika ada orang yang meminta bantuan, jangan ragu mengatakan 'tidak'. Kecuali itu memang benar-benar genting, serasa antara hidup dan mati.

Mau gimana lagi, 'iya' lah ucapan yang tepat untuk kondisi itu, itu pun kita membantu dengan semampu dan waktu yang ada. Karena tentu kita tidak mau pekerjaan kita menjadi terbengkalai. 

Selain dari itu jangan, kita selesaikan dulu urusan dan pekerjaan kita. Nah setelah selesai, baru bantu urusan dan pekerjaan orang lain.

2. Jangan kepo urusan orang lain

Ilustrasi (Sumber: Hipwee.com)
Ilustrasi (Sumber: Hipwee.com)
Wah, rasanya gak bisa lepas dari yang namanya rasa ingin tahu urusan orang lain. Kalo gak kaya gitu nanti kita dibilang gaptek, gak informatif, dan kudet. Karena tidak tahu urusan orang lain.

Kita contohkan saja seperti kepoin artis-artis, jika kita berada di perkumpulan, kalo gak tahu tentang artis yang dibahas, maka kita akan dicap kudet oleh teman-teman kita.

Padahal, tidak kepo dengan urusan orang lain itu sangat baik untuk diri kita. Karena kita akan lebih fokus dengan urusan dan kehidupan kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun