Deadline, teman-teman tentunya tidak asing lagi dengan kata ini. Ya, deadline merupakan kata yang digunakan untuk mengetahui batas waktu yang telah ditentukan.
Kata ini sering dilontarkan seseorang terkait dengan pekerjaannya dan diikuti dengan kinerja yang keras.
Deadline berasal dari bahasa Inggris. Namun, kata deadline ini sering digunakan oleh orang Indonesia untuk menentukan dan mengetahui batas waktu.
Akan tetapi, deadline akan menjadi sangat berbahaya jika kita hampir mendekati batasnya. Coba kita pisahkan kata ini menjadi dead dan line, jika di artikan dalam bahasa Indonesia, maka akan memunculkan hasil yang mengejutkan.
Dead yang artinya mati dan line artinya garis. Jika kita gabungkan, maka akan menciptakan kata "garis mati". Wah ngeri sekali ya teman-teman.
Oleh karena itu, deadline akan menjadi sangat berbahaya jika kita hampir mendekati atau bahkan sudah berada dalam batas waktu yang telah ditentukan.
Deadline diibaratkan sebagai zona merah yang harus dihindari, jika kita memasuki zona tersebut, bahaya sudah menghampiri kita.
Saya sudah berpengalaman dalam deadline ini, rasanya sangat tidak enak sekali. Ketika saya diberi amanah oleh dosen saya untuk mengerjakan tugas, saya bersantai riang dengan hal itu.
Hari demi hari, waktu yang telah ditentukan semakin memasuki zonanya. Namun, sepatah kata untuk tugas pun belum dibuat, karena terlalu santai dengan deadline ini.
Akhirnya yang terjadi adalah, ketika deadline nya berlaku besok, saya mulai panik, khawatir, dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.
Cari sana cari sini, yang membuat waktu kian menipis. Yang terjadi adalah hasil yang tidak optimal, saya menjadi kurang tidur akibat sampai malam mengerjakan tugas, sehingga besoknya menjadi mengantuk dan terlihat tidak semangat.
Mendengar cerita di atas, dapat di simpulkan bahwa deadline ini memberikan beberapa dampak yang buruk bagi kita.
Namun, walaupun memberikan dampak, tentunya kita dapat mengatasinya atau bahkan bisa menghindarinya.
Berikut ini dampak yang ditimbulkan oleh deadline. simak terus ya teman-teman!
1. Menjadi Pemalas
Ketika kita diberi amanah baik itu pekerjaan kantor maupun tugas dari guru dan dosen, dikasih batas waktu bukannya dikerjakan secepatnya malah di tunda-tunda.
Akhirnya, memicu rasa malas di dalam diri kita. Bagaimana tidak, kita bersantai-santai dengan tugas yang di berikan lantaran deadline yang masih lama, akibatnya kita menjadi pemalas.
Habis malas datanglah cemas, habis cemas terbitlah lemas. Lantaran terlalu santai dengan amanah yang diberikan, sampai lupa bahwa deadline sudah di ujung tombak.
Ada cara dalam mengatasi kemalasan kita ketika diberi tugas, kita harus sesegera mungkin mengerjakan tugas yang diberikan. Jangan menunggu ketika mau deadline atau bahkan ketika deadline.
Dengan kita paksa untuk mengerjakannya sesegera mungkin, otak dan tubuh kita otomatis akan menuruti komando dari kita.
Ingat, sesuatu yang dipaksa lama-lama akan terbiasa, sehingga akan menjadi kebutuhan. Akhirnya kita nggak jadi malas lagi deh, jangan malas ya teman-teman!
2. Hasil Tidak Optimal
Tentu saja, mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa yang diakibatkan karena deadline, akan membuat hasil yang tidak optimal.
Ketika kita telah memasuki zona deadline ini, maka deadline seakan-akan menghantui kita. Mulai dari rasa cemas, takut, gelisah, terburu-buru, yang membuat tugas yang dikerjakan menjadi kacau.
Bayangkan saja, ketika teman-teman mengerjakan sesuatu, tetapi di waktu yang berdekatan atau sudah memasuki deadline, tentunya akan mendapatkan hasil yang deadline juga.
Cara mengatasinya, teman-teman jika diberi deadline, anggap saja 1 minggu batas waktu yang diberikan, dari hari pemberian tugas itu teman-teman harus mulai mengangsur.
Mengangsur sedikit demi sedikit akan membuat hasil yang optimal, dibandingkan mengerjakannya dalam 1 hari menjelang mendekati deadline.
Kita anggap tugas kita itu seperti air, dan waktu yang diberi seperti botol yang kosong. Ketika kita mengisi air sedikit demi sedikit (diangsur), lama-lama botol yang kosong akan terisi.
Begitu juga sebaliknya, ketika kita mengisi botol kosong tersebut dengan 1 kali guyuran air, yang ada hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak terisi.
Begitulah dengan tugas atau pekerjaan yang diberi batas waktu (deadline), selagi masih banyak waktu, kerjakan secara berangsur agar mendapatkan hasil yang optimal.
3. Meremehkan Waktu
Sering kali, ketika kita mendapatkan tugas dan kemudian diberi batas waktu yang ditentukan, kita selalu menganggap remeh hal tersebut.
Baik dalam hal tugas yang diberikan, tenaga, pikiran, bahkan waktu sering kita anggap lalai. Akibatnya, kita menjadi malas dan selalu menunda-nunda waktu dalam menyelesaikan tugas yang telah diberi.
Dalam hal ini sudah terlihat bahwa kita tidak menghargai waktu, seolah waktu itu terasa lama, padahal yang sebenarnya waktu itu sangat cepat perputarannya.
Cara mengatasinya, teman-teman harus memiliki mindset bahwa setiap hari merupakan deadline bagi kita. Dengan hal itu, kita akan memiliki pemikiran untuk menjadi lebih baik daripada hari sebelumnya.
Setiap detik itu sangat berharga, kita tidak dapat mengulang kembali waktu yang terlewat. Oleh karena itu, kita harus menggunakan waktu dengan sebaik mungkin agar waktu yang kita gunakan tidak sia-sia, dan tentu saja akan lebih menghargai waktu.
Mungkin hanya itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga kita bijak dalam hal menghadapi deadline ini. Kita yang mengendalikan deadline, bukan deadline yang mengendalikan kita.
Sampai ketemu di artikel selanjutnya.
Time is Money.
Salam Hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H