Puasa…sebuah kata dengan selaksa makna
Makna yang menyejukkan relung hati
Disana terdapat suatu yang bernama ketentraman
Dengan kedalaman simponi Ilahi
Suatu bulan yang katanya para setan diikat
Suatu bulan di mana pintu surga di buka lebar
Dan suatu bulan di mana pintu neraka tertutup rapat
Tangan-tangan penuh debu mulai disucikan
Dengan cairan amat wangi yang bernama kesabaran
Air mata yang turun bak kristal berlian
Menghamburkan deras kesalahan masa silam
Ingin sekali melihat diri ini tersenyum
Melihat semua orang tersenyum
Dan melihat bangsa ini tersenyum
Di bulan penuh rahmatan ini
Namun..akankah diri ini bisa tersenyum?
Akankah semua orang tersenyum?
Akankah bangsa ini turut tersenyum?
Dan akankah bangsa ini turut pula berpuasa?
Telah banyak yang telah dicoretkan para ulul amri
Coretan yang kebanyakan membuat hati berkipas-kipas gerah
Bukan maksud menuduh, apalagi memfitnah
Tapi telah banyak buah yang diunduh, menjelaskan kesalahan di segala ranah
Bahkan ketika kaum fakir menangis hanya dengan satu mata
Karna mata saatunya rusak sebab penyakit
Masihkah anda-anda terus MeLaTa
Menjadi Lintah Tak berperasa
Taukah anda bahwa hati kami sakit?
Raga kami pun juga rapuh
Rasanya percuma jikapun kami berteriak
Karna nantinya hanya akan tersedak
Dan lalu terdepak
Simponi harapan...
Hanya itu yang bisa kami simpulkan
Pada tiang-tiang penuh rahmat Ilahi
Dengan segala keluh dan kesah kami
Para manusia miskin harta
Yang hanya dipandang sebelah mata
Surat akan senantiasa kami tulisakan
Untuk mengharap jawaban atas ini semua
Tolong...kabulkan permintaan kami ya Tuhan
Dengan batin yang tulus...kami ucapkan selamat berpuasa
Bagi kita semua, ulul amri, dan bagi bangsa ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H