Diagnosis tuberkulosis melibatkan pemeriksaan dahak dan tes tuberkulin pada kulit. Pengobatan tuberkulosis melibatkan penggunaan antibiotik yang kuat selama periode yang cukup lama (biasanya 6 hingga 9 bulan) untuk membunuh bakteri penyebab. Penting untuk mengikuti pengobatan sampai selesai untuk mencegah resistensi obat dan kambuhnya penyakit.
Tuberkulosis dapat dicegah dengan vaksinasi menggunakan vaksin BCG (Bacille Calmette-Guérin), yang melindungi terutama terhadap bentuk paru-paru yang berat pada anak-anak. Langkah-langkah lain untuk pencegahan termasuk menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, dan mengobati infeksi tuberkulosis secepat mungkin.
Rapat dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dipimpin oleh pemateri. Setiap agenda dibahas secara terperinci dan disepakati oleh seluruh peserta rapat. Berikut adalah hasil diskusi dan keputusan yang diambil.
Dengan hasil:
- Mahasiswa dibantu dengan perangkat desa dan Kader Posyandu akan melakukan penyuluhan
- Mahasiswa dengan pendampingan kader posyandu akan mengunjungi rumah rumah yang sedang melaksanakan proses penyembuhan TBC
- Mahasiswa didampingi kader akan memberikan terapi sekaligus mengajarkan cara batuk efektif, fisioterapi dada, dan inhalasi sederhana untuk anak
Hasil diatas sudah melewati Proses Musyawarah dan sudah di sepakati Bersama dengan perangkat Desa, Perawat Desa, Bidan Desa, Kader, dan Mahasiswa, sekaligus individu yang sedang proses penyembuhan, bu tiwi (sapaan akbrab bidan desa) mengatakan ”mahasiswa saat akan melakukan intervensi door to door diwajibkan untuk selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan” ujarnya
Rapat berakhir pada pukul 11.00 WIB dengan kesimpulan bahwa kegiatan penyuluhan tentang TBC demi mengurangi angka penderita TBC dan mencegah penularan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H