Mohon tunggu...
Bayu wicaksono_43121010177
Bayu wicaksono_43121010177 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana , Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si. Ak
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah diri sendiri dan terus maju

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Idiologi Etika Bisnis John Stuart Mill dan Jeremy Bentham

31 Maret 2022   05:42 Diperbarui: 31 Maret 2022   05:49 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika Utilitarianisme adalah sutau etika yang berangkat dari konsep utilitariansime berupa etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan, biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Bahwa dalam menjalankan bisnis harus menjalankan keputusan berdasarkan baik buruknya suatu keputusan , yaitu keputusan etis untuk utilitarianisme dan keputusan bisnis untuk kebijaksanaan bisnis

Etika utilitarianisme untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Jeremy Bentham dengan yang dikenal sebagai hedonistic calculus. Pada dasarnya bentham mengatakan bahwa membuat sejumlah keputusan moral berdasarkan pada analisa biaya keuntungan yang bertujuan untuk memaksimalkan hasil untuk memuaskan para pembuat keputusan ( 1748-1832 )  

John Stuart Mill ( 1806-1873) mengoreksi pendekatan aliran utiliti dengan mengatakan bahwa keputusan yang diambil seharusnya tidak hanya untuk menyengkan beberapa individu saja melainkan juga memaksimalkan hasil dengan memberi dampak kebahagiaan buat banyak individu yang lain.

Pada saat tersebut dia bagaimana menilai baik suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral. Meskipun berbagai interpretasi dari konsep yang ada, pandangan utilitarian dasar menyatakan bahwa sutau tindakan dinilai sebagai benar atau baik atas dasar konsekuensinya. 

Ujung dari suatu tindakan menghalalkan cara diambil untuk mencapai tujuan -- tujuan. Sebagai prinsip konsekuensialis, otoritas moral yang mendorong utilitarianisme adalah konsekuensi dihitung, atau hasil dari suatu tindakan, terlepas dari prinsip prinsip lain yang menentukan sarana atau motivasi untuk mengambil tindakan. Utilitarianisme juga mencakup prinsip berikut

1. Suatu tindakan yang secara moral benar jika menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar orang.

2. suatu tindakan yang secara moral benar jika keuntungan bersih atas biaya yang terbesar untuk semua terpengaruh dibandingan dengan keuntungan bersih dari semua pilihan lain yang mungkin.

3. Suatu tindakan yang secara moral benar jika manfaatnya yang besar bagi setiap individu dan jika manfaat lebih besar daripada biaya dan manfaat dari alternatif

CONTOH KASUS

Ideologi etika utilitarianisme yang dibawa oleh John Stuart Mill sudah diperhalus dan disempurnakan dari ajaran ideologi yang dibawa oleh Jeremy Bentham. 

Jika dalam ajaran John Stuart Mill dapat diterapkan secara logika dengan penjual bakso yang mengganti daging yang ada di dalam bahan bakso tersebut yang tadinya daging sapi menjadi daging yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh manusia, tetapi penjual tetap mencampurkan sedikit daging ayam atau sapi agar bau atau tekstur nya masih mirip dan tidak jauh berbeda dengan bakso pada umumnya atau yang awal dijual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun