Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kini telah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Status tersebut jelas mempertegas otonomi perguruan tinggi dalam membangun keilmuan dan kebermanfaatan lembaga pendidikan tinggi di masyarakat. Kebermaanfaatan yang diambil oleh Unesa jelas tidak terbatas untuk masyarakat tertentu, tetapi termasuk pada masyarakat disabilitas. Hal tersebut sesuai dengan tiga unggulan Unesa sebagai target pengembangan, yaitu keolahragaan, seni dan budaya, dan disabilitas. Unesa DIMETRIC merupakan pemeringkatan yang diinisiasi oleh Unesa sebagai wujud dari pengembangan masyarakat disabilitas melalui indeksasi atau pemeringkatan kampus inklusif ramah disabilitas di Indonesia dan dunia.
Bentuk kegiatan untuk anak disabilitas sangat luas, dimana disadari bahwa potensi anak disabilitas sangat luar biasa. Olahraga menjadi satu potensi yang diakui sampai tingkat dunia bahkan PBB memberikan satu fokus terhadap pengembangan potensi olahraga untuk anak disabilitas melalui SDGs [link]. Mendukung target tersebut, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan memberikan pelatihan kepada para guru/ pendamping anak disabilitas di SLB Mojokerto.
Kegiatan pelatihan dikemas dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat(PKM) dengan judul "AREK-RENANG UNTUK SISWA DISABILITAS: Pelatihan untuk SLB di Mojokerto" pada Selasa-Sabtu 10-14 Oktober 2023. Pelaksanaan pelatihan dalam dua skema yaitu online dan offline. Pelaksanaan pelatihan online memanfaatkan platform zoom meeting. Peserta dalam pelatihan zoom meeting adalah para guru/ pendamping dari SLB Mojokerto.
Pelaksanaan PKM secara offline dilakukan di Rahma Center Mojokerto [link] diikuti oleh 15 guru/ pendamping siswa disabilitas yang berasal dari 3 SLB. Sekolah-sekolah yang terlibat dalam PKM yaitu: SLB-B Pertiwi, SLB Aisyiyah 08, SLB-ACD Pertiwi 08. Bertindak sebagai pemateri PKM yaitu: dari Unesa Fifukha Dwi Khory, S.Pd., M.Pd., Ima Kurrotun Ainin, M.Pd., dan Bayu Budi Prakoso, S.Pd., M.Pd. sedangkan pemateri dari luar Unesa yaitu Galih Shendow Pamungkas, S.Pd., certified of Swimming School International.
Pelaksanaan PKM secara offline dilakukan dengan urutan kegiatan, yaitu pengisian instrumen, pembukaan, materi teori, materi di kolam renang, dan penutup. Materi teori disampaikan tentang materi pengenalan air untuk anak disabilitas oleh Galih Shendow Pamungkas, S.Pd., certified of Swimming School International. Selanjutnya dilakukan materi praktik di kolam renang untuk anak dan para guru/ pendamping.
Melalui kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan ilmu dan peningkatan kompetensi bagi guru/ pendamping dalam memberikan layanan pembelajaran renang untuk siswa disabilitas. Sehingga potensi dan talenta peserta didik disabilitas dapat berkembang secara maksimal. Selain itu, bagi anak yang memiliki talenta di cabang olahraga renang dapat diarahkan pada prestasi di berbagai perlombaan renang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H