Jika saya menjadi seorang tni
Tni adalah cita cita saya sejak kecil karna mau seperti ayah saya,beliau orang yang hebat di hidup saya.
Mungkin belum saatnya saya menjadi seorang tni dan sekarang saya mengambil kuliah di universitas komputer indonesia.
Jurusan ilmu komunikasi S1 dengan impian saya bisa kerja untuk masa depan selanjutnya yang masih panjang.
Tapi saya selalu di didik oleh ayah saya  seperti tni dengan hidup disiplin,rajin olah raga dan belajar itu saya rasain untuk kerasnya dunia luar.
Karna semenjak itu saya tidak pernah telat untuk masuk kuliah karna rumah saya ke kampus yang cukup jauh kalau ada kelas jam 7 saya berangkat dari rumah jam 5.40 saya juga tidak pernah tau dijalan ada kemacetan atau halangan lainnya jadi harus berangkat lebih awal lagi.
Saya merasa bangga bisa berkuliah di universitas komputer indonesia mempunyai banyak temen untuk sharing pengalaman atau pembelajaran.
Tidak apa apa saya tidak menjadi ayah saya dan cita cita saya merasa gagal tapi saya tidak menyerah karna buat apa menyerah masih banyak cara untuk menggapai kehidupan yang sejahtera.
Karna beliau selalu semangatin saya untuk terus berjuang dalam hal apapun itu menjadi pantangan semangat saya dalam ngerjain hal apapun.
Menjalani aktivitas sebagai mahasiswa yang penuh dengan tugas tapi harus selalu senang kalau dibawa stres nanti tugasnya tidak selesai-selesai.
Setiap kuliah selalu ingat muka kedua orang tua disitu rasa semangat buat kuliah terus membara,mau buat orang tua bangga pada saya.
Mungkin menjadi tni bukan cita cita saya sekarang tapi saya bisa menjadi orang membuat bangga kedua orang tua,dan sekitar saya.
Karna saya yakin menjadi orang berguna buat kedepannya itu harapan besar dalam diri, hidup jangan selalu  harus mudah menyerah.
Ada motivasi kata kata yang saya ingat untuk di hidup saya  "Jangan putus asa jika otak tumpul dan akal kurang cerdas, Karena kadang seseorang yang tumpul otak tapi tidak putus asa, lebih berhasil daripada seorang yang cerdas tetapi pemalas." - Buya Hamka
