Mohon tunggu...
Ahmad Dwi Bayu Saputro
Ahmad Dwi Bayu Saputro Mohon Tunggu... Guru -

http://ahmaddwibayusaputro.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buceng, Sebuah Sajian yang Mengandung Pesan Agama

27 Mei 2018   01:07 Diperbarui: 27 Mei 2018   01:52 2907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pulang dari merantau, bukannya membuat senang masyarakat namun malah membuat gaduh masyarakat. Dahulu senang tahlilan, namun sekarang mengatakannya haram, tidak boleh, tidak ada dasarnya dan lain sebagainya. Akibatnya, warga masyarakat pun banyak yang mengucilkannya.

Di dalam sebuah perkampungan, seorang yang mampu bergabung dengan masyarakat jauh akan lebih dihormati dan dihargai walaupun mungkin masih memiliki sedikit ilmu, daripada mempunyai seabrek ilmu namun tak mampu berbaur dengan masyarakat sekitar. Seumpama warga kampung mendengarkan ceramahnya, itu pun karena terpaksa. Setelah selesai pengajian, banyak warga kampung yang menggunjingnya di belakang. \

Pengajian pertama dan kedua berjalan lancar. Pengajian ketiga dan seterusnya, jamaahnya pun bubar oleh karena tidak sesuai dengan masyarakat pada umumnya. Yang diminta masyarakat adalah seorang ustadz yang mampu mengayomi, menghormati sejarah dan menjaga tradisi. Bukan seorang ustadz yang selalu membahas dan mengkritik sejarah atau budaya bagus yang sudah lama ada.

Untuk itu, maka harus menjadi buceng terlebih dahulu, sebelum kemudian menjadi tumpeng. Jika bucengnya kurang matang, maka harus dimatangkan terlebih dahulu. Jika bucengnya kurang matang maka tumpengnya pun akan kurang sempurna. Jika bucengnya sudah matang, dimakan pun akan terasa lebih enak. Selain itu, hidup pun akan semakin mudah dan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Wallahu a'lam. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun