Akhirnya, kami bisa mengajarkan anak-anak table manner.
Tapi, dasar bukan aslinya orang yang lahir dari kebiasaan memiliki table manner sungguhan ala bangsawan Eropa, maka table manner kami adalah table manner ala kami sendiri. Tetap saja dengan tanpa sungkan anak-anak kami tangannya maju untuk mengambil lauk ikan dari piring bapaknya, atau dengan semangat menceritakan kisah siang tadi sambil tangannya berputar-putar memegang garpu. Ah...
Tetapi, ada satu yang berubah memang.
Setiap kali, saya, bapak di keluarga kecil kami itu, hendak makan malam, meski waktu sudah menunjukkan waktu untuk anak-anak tidur, tetapi mereka tetap saja mau duduk di meja makan menemani bapak dan ibunya untuk tetap sambil berlomba untuk bercerita. Sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya.
Mereka dengan suka rela duduk menemaniku makan malam, kadang-kadang sambil membawa buku pelajaran sekolah atau mainan kesayangan mereka. Mereka hanya ingin duduk bersama di meja makan dan bercerita tentang diri mereka, mereka ingin mendengarkan mimpi-mimpi besar kami, menyimak dogma iman, memburu motivasi dari kami orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H