Di era media sosial, tren sering kali muncul, membentuk percakapan, dan mencerminkan aspirasi masyarakat. Salah satu fenomena yang semakin mencuat adalah "Hi Kids," berasal dari platform hitam.
Tren ini mencerminkan harapan dan perjalanan hidup calon orangtua sebelum menemukan pasangan hidup untuk memasuki pernikahan dan akhirnya menjadi orangtua.
Pernikahan, sebagai langkah serius dalam hubungan asmara, membutuhkan persiapan dan pemahaman yang mendalam dari pasangan yang akan menempuhnya.
Sebagai seorang yang berencana melangsungkan pernikahan, saya telah mengamati tren terbaru yang merayakan perjalanan menuju pernikahan, yaitu "Hi Kids" yang semakin populer di platform media sosial, terutama TikTok.
Dalam pandangan saya, tren ini tidak hanya sekadar hiburan atau gambaran indah, tetapi juga menjadi cermin dari aspirasi, harapan, dan keinginan pasangan dalam membentuk keluarga yang harmonis dan langgeng.
Tren "Hi Kids" menjadi semacam pintu gerbang untuk mengungkapkan harapan dan impian setiap individu terkait pernikahan dan kehidupan keluarga.
Saya memahami bahwa melalui tren ini, pasangan kekasih dapat meresapi dan mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka harapkan dari pernikahan mereka. Ini bukan sekadar klise, melainkan refleksi mendalam dari keinginan yang diusung oleh setiap individu.
Sejauh ini, saya telah melihat betapa pentingnya bagi pasangan untuk merinci dan menjelajahi harapan masing-masing. Dalam proses ini menjadi dasar untuk membangun pemahaman yang kuat antara pasangan.
"Hi Kids" dapat diartikan sebagai katalisator untuk mendukung pasangan dalam membuka diri satu sama lain, menciptakan landasan yang kokoh untuk pernikahan yang akan datang.
Dalam lanskap hubungan romantis modern, proses persiapan pernikahan mengambil dimensi baru. Pasangan tidak hanya mencari kesesuaian, tetapi juga menyelaraskan aspirasi dan tujuan hidup mereka.