Siapa sih yang tidak pegang ponsel saat ini?
Kita semua pasti pegang ponsel saat ini, entah sedang membaca artikel ini, mendengarkan musik, bermain game, berkomunikasi dengan rekan kerja, bahkan mengerjakan tugas sederhana kantor melalui aplikasi pengolah kata.
Smartphone adalah barang elektronik yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan era digital saat ini. Kita tidak dapat lepas dari smartphone, bukan lagi telepon genggam, tapi kita digenggam oleh smartphone. Dunia dalam genggamanmu.
Tulisan ini tidak akan membahas manfaat atau keuntungan penggunaan smartphone, malah akan mengupas masalah keamanan smartphone yang kita miliki agar kita dapat terhindar dari aksi peretasan atau hacking terhadap data diri kita.
Unlocked
Sebuah film yang baru saja rilis (17 Februari 2023) di platform perfilman daring ber-ikon huruf ke-14 dalam alfabetis, dengan mengambil kisah peretasan ponsel yang dilakukan oleh hacker terhadap seorang wanita muda hingga mengarah pada tindak kriminal.
Bagi saya, film ini cukup berbeda dengan film bertema hacking lainnya. Sebab, sutradara dan penulis naskah yang kebetulan orang yang sama, Kim-Tae-joon, membuat alur cerita menjadi cukup menarik dan jauh dari bayangan-alur pikir-penonton film.
Pasalnya, film dibuka dengan manfaat daripada penggunaan ponsel. Yang kemudian mulai berfokus pada tokoh utama, seorang wanita muda yang sangat sibuk dalam pekerjaan dan aktivitas pertemanannya. Hingga tiba pada saat awal kisah dimulai, smartphone si wanita muda terjatuh di dalam bus yang tidak ia sadari.
Kisah penuh penderitaan pun dimulai...
Smartphone yang kita miliki tentu memiliki kombinasi kata sandi atau password yang mengamankan ponsel dan isinya (baca: data pribadi pengguna di dalam ponsel). Sehingga tidak seorangpun dapat mengakses atau mengaktifkan ponsel kita.
Namun dalam cerita, hacker tidak cukup lihai dalam mengakses ponsel yang terkunci tersebut. Malah sutradara, memberikan opsi pilihan yang cukup tak terduga untuk dapat mengakses atau membobol ponsel tersebut.
Memberikan layanan service layar smartphone, gerbang utama untuk melakukan peretasan. Cukup unik dan tidak disangka.
Pemilik ponsel secara sadar dan tanpa ada paksaan, memberikan kode akses membuka ponselnya kepada hacker yang menyamar sebagai pekerja reparasi smartphone.
Perlu diingat, seluruh akses (password) apapun yang ada di ponsel kita, terutama akses awal membuka atau mengaktifkan ponsel, jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya, termasuk orang terdekat sekalipun (baca: istri, suami, anak, kekasih, atasan kerja, rekan kerja, teman, bahkan siapa pun itu).
Kenapa harus seketat itu? Kita harus menganut prinsip kehati-hatian. Sebab lawan terkejam ialah orang terdekat kita, siapa pun dia, berpotensi menjadi rival, lawan, musuh. Terlepas dari ikatan harmonis, intim diantara keduanya, kecuali kedua belah pihak menyetujui keterbukaan penggunaan smartphone.
Atas kesalahan awal yang tidak disadari pemilik ponsel, niatan jahat peretas, waktu dan kesempatan yang diberikan oleh pemilik ponsel, aksi hacking pun terjadi dengan mulus, lembut, dan bebas hambatan.
Lagi-lagi, sutradara mengecoh penonton akan aksi atau alur cerita yang akan disajikan. Dia tidak menyajikan aksi peretasan rumit, seperti memecahkan kode akses dengan komputer super canggih, sebab hanya menggunakan sebuah laptop kentang (baca: laptop tanpa spesifikasi khusus, baik software dan hardware-nya).
Si hacker menanamkam aplikasi pada ponsel si wanita, aplikasi yang memiliki kemampuan mengklonakan aktivitas ponsel wanita muda tersebut ke dalam ponsel yang dimiliki si hacker. Sehingga secara faktual, hacker dapat melihat seluruh aktivitas ponsel si wanita selama 24 jam non stop tanpa henti.
Hal itu, seolah mematahkan tingkat keamanan yang diberikan oleh produsen ponsel. Keamanan kunci layar menggunakan sidik jari, smart lock dengan pengenalan wajah bahkan suara, apalagi pembuka akses menggunakan lensa mata pemilik smartphone. Seolah sirna sekejap akibat kerusakan layar.
Baca juga:Â Coba Cek! Seberapa Aman Password Kamu? Awas Kena Hack
Menakutkan dan membahayakan.
Orang lain yang dengan sengaja melihat, mengawasi, menguntit, bahkan memanipulasi aktivitas ponsel seseorang tanpa izin pemilik ponsel adalah tindak kejahatan serius dalam dunia keamanan siber.
Maka dari itu, kita harus menjaga kerahasiaan data pribadi, salah satunya keamanan ponsel kita sendiri agar aksi hacking dapat terhindar dari diri kita.
Dengan teretasnya smartphone yang kita miliki, hacker dapat mengakses segala informasi dalam aktivitas smartphone kita, mulai dari rencana perjalanan dalam peta digital, obrolan pada beragam aplikasi interaksi, password dan saldo bank, data pribadi terkait kesehatan diri kita, hingga sejumlah kontak pribadi milik orang lain di telepon seluler kita.
Unlocked menyajikan aksi kejahatan yang dilakukan oleh peretas terhadap ponsel si wanita muda, salah satunya melakukan tindak kejahatan pembobolan saldo bank, mengunggah data rahasia tempat kerja, hingga melakukan penyekapan orangtua si wanita muda bahkan tindak pembunuhan yang dilakukannya terhadap si wanita muda.
Sungguh kengerian itu dapat terjadi pada kita, bilamana tidak waspada, wawas diri, dan kurang hati-hati dalam menjaga kerahasiaan data pribadi terutama keamanan ponsel kita. Sebab, ponsel kita mencerminkan diri kita seutuhnya.
Smartphone yang kita miliki saat ini adalah peta perjalanan, rekam medis, transaksi perbankan, tagihan cicilan kredit, penyimpanan berkas pribadi, kontak orang yang kita sayang, sarana hiburan kita dikala lelah, dompet kita, hingga tabungan investasi masa depan kita. Semuanya ada dalam sentuhan dan genggaman kita.
Atas dasar itu, wajib hukumnya bagi kita menjaga betul seluruh akses terhadap ponsel kita sendiri. Pegang teguh prinsip kehati-hatian agar terhindar dari tipu daya, tipu muslihat para hacker.
Oleh sebab itu, saya menyarankan agar kita semua; membuat kata sandi atau password sesulit mungkin tapi semudah mungkin diingat; tidak mengklik tautan-tautan yang terlihat tidak resmi; tidak mengunduh aplikasi-aplikasi yang tidak jelas peruntukannya; tidak mengubah pengaturan ponsel terkait keamanan bawaan ponsel; dan menghindari tempat-tempat service smartphone tak tak kredibel.
Jadi, masih nyaman menggunakan smartphone tanpa kunci layar?
Bayu Samudra