Erupsi Semeru kali ini sangat besar, meski tidak sebesar erupsi beberapa tahun lalu. Sejarah mencatat, tahun lalu, Desember 2020 juga terjadi erupsi yang sama namun dengan skala ringan dan tidak menimbulkan korban jiwa, hanya kerugian moril.Â
Begitupun dengan erupsi Maret 2021, korban jiwa erupsi masih para hewan ternak warga yang tidak mampu menahan abu vulkanik panas dan kesulitan bernapas.Â
Kemarin, 4 Desember 2021, Semeru erupsi dengan cukup besar. Kerugian materiil dan korban jiwa dapat dipastikan cukup besar.Â
Hari ini, tim evakuasi dari BPBD Lumajang dan relawan telah dapat mengevakuasi beberapa warga selamat dari erupsi Semeru dan menemukan dan mengevakuasi beberapa korban meninggal.
Korban meninggal banyak ditemukan dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Ada yang meninggal dalam keadaan memeluk sang anak, ada yang tersapu lahar, ada yang terkubur abu vulkaanik, dan semacamnya.
Hal ini dikarenakan beberapa titik lokasi pemukiman warga terguyur lahar dan abu vulkanik, yang sampai-sampai mengubur rumah penduduk. Ini dengan perhitungan area terdampak paling luar, sedangkan paling dalam atau awal mungkin jauh lebih parah.
Hingga artikel ini ditulis, tim evakuasi masih menyisir area terparah erupsi Semeru. Meski tadi siang ada himbauan untuk menjauhi jalur evakuasi karena adanya lahar susulan yang dapat mengancam regu penyelamat.
Berdasarkan rilis resmi, BPBD Lumajang telah memetakan beberapa wilayah yang kiranya memiliki potensi terkena ancaman erupsi Semeru dan melakukan penentuan titik aman dan evakuasi korban erupsi Semeru.
Selain, menimbulkan korban jiwa. Erupsi Semeru menyebabkan kerusakan parah dua jembatan penghubung antara Malang Dampit dengan Pronojiwo, Candipuro Lumajang. Akses jembatan lumpuh total, terputus. Butuh waktu cukup lama untuk dapat menyambungkannya kembali.