Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Pilihan yang Tepat dan Benar, Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo

4 November 2021   14:07 Diperbarui: 4 November 2021   14:09 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingatlah, mereka (orangtua) adalah malaikat yang mengasihimu tanpa meminta balas jasa nol koma nol satu rupiah pun kepadamu. Lantas mengapa, harus ada opsi menitipkan bahkan mengasramakan orantuamu ke panti jompo atau panti sosial?

Biarlah rambut mereka beruban, botak, pitak, plontos, mengkilap, dia tetap orangtuamu yang membesarkan dirimu dengan penuh kasih sayang dan nasihat.

Biarlah kulit mereka kendor, keriput di sekujur tubuh, tidak segar, dia tetap orantuamu yang merawat dirimu penuh dengan keikhlasan sejak dalam kandungan hingga kau beranak pinak.

Biarlah pandangan mereka kabur, tak mengenali dirimu dari jauh, tak mampu meraih benda didekatnya, dia tetap orantuamu yang menjagamu dari segala bahaya pada waktu kecilmu. Ketika hujan, dia rela kehujanan asal dirimu tetap terlindung dari air hujan.

Biarlah pendengaran mereka menurun, kurang bisa mendengar secara jelas, janganlah engkau bentak-bentak mereka, dia tetap orangtuamu yang mengasuhmu dengan rasa penuh tanggungjawab agar kelak nanti engkau berguna.

Biarlah fisik mereka lemah tanpa daya dan gaya, itu hanya sekadar fisik, tapi batin mereka masih muda dan segar bugar. Jangan pernah engkau sakiti batin mereka, meski hanya rencana menitipkan bahkan mengirimnya ke panti jompo.

Mengapa demikian?

Menitipkan orangtua ke panti jompo bukanlah pilihan yang tepat dan benar. Meski kamu adalah anak satu-satunya. Pada waktu itulah, sebenarnya kamu sedang diuji mentalitasnya. Antara mau merawat dengan keberatan untuk mengurusnya. 

Alasannya hanya ada dua, perkara waktu dan biaya. Saya yakin, orangtua seakan jadi beban bila dia sudah terbaring sakit-sakitan. Pendapatan rumah tangga yang tak seberapa, harus dibagi prioritasnya, antara menjamin obat-obatan orangtua dengan biaya pendidikan dan kebutuhan rumah tangga yang terus berjalan.

Lain hal tentang waktu, mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan yang tak kunjung selesai, apalagi ada tambahan pengeluaran untuk pengobatan orangtua, seakan hidup harus dipenuhi dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Tak ada waktu merawat orangtua. Lantas masih perlukah opsi menitipkan orangtua ke panti jompo?

Sesekali jangan pernah terpikir olehmu hal tersebut, sebab orangtua (sudah renta, lansia, tak bisa berbuat banyak) tidak ingin anaknya penuh dengan kesusahan, apalagi karena dirinya. Wong, orangtua gak meminta dirimu menemaninya sepanjang waktu. Benar bukan?

Ilustrasi anak merawat orangtuanya (foto dari popmama.com)
Ilustrasi anak merawat orangtuanya (foto dari popmama.com)

Yang mereka butuhkan kala usia senja, hanyalah kasih sayang, cinta, dan perhatian guna menunggu giliran mereka pulang ke pangkuan Ilahi. Sesekali tanyakan, apa yang mereka inginkan, tengoklah bilamana engkau sempat, dan temanilah duduknya atau berbaringnya oleh dirimu disampingnya. Sudah cukup, mereka gak butuh uang. Toh gak bisa beli masa mudanya dulu.

Sangat beruntung bagi kamu yang punya saudara, kamu bisa berganti menjaga dan merawat orangtua. Sebab sejatinya, menjaga dan merawat mereka adalah pengabdian terbesar dan termulia dihadapan sang pencipta.

Seburuk dan sekejam apa pun perilaku orangtuamu di masa lalu, bahkan menyakitimu hingga sulit untuk dilupakan karena terlanjur hancur remuk lebam hatimu, mereka tetap orangtuamu. Jangan kamu tinggalkan karena kesalahan masa lalunya, apalagi memiliki sikap dendam dan benci tujuh turunan. Durhaka tauk, mau masuk neraka?

Satu lagi, menitipkan orangtuamu ke panti jompo bukanlah pilihan yang tepat dan benar. Mengirimkan orangtuamu ke panti jompo bukanlah bahagia yang mereka dapatkan, malah luka yang teramat luka di dalam hati dan pikirannya. 

Tega ya, anakku sendiri, keluar dari rahimku, susah payah aku didik dan asuh, kini menjagaku sebentar saja untuk menanti panggilan Tuhan, tidak sanggup dengan segala keruwetannya. Sungguh malangnya nasibku!

Jadi, pertimbangan kembali keputusan menitipkan orangtuamu ke panti jompo atau panti sosial, sebab karma itu ada dan nyata.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun