Siapapun kamu yang masuk ke dunia kerja, pada awalnya adalah seorang anak magang.Â
Meski kamu sudah diangkat dengan surat keputusan pimpinan perusahaan, kamu tetap menjadi anak magang. Sebab kamu pasti akan meraba-raba budaya organisasi, perilaku organisasi, bahkan tata cara pengembangan organisasi. Percayalah, prestasi sebanyak apapun yang engkau raih, jika kamu gagap di dunia kerja, kamu bukalah siapa-siapa.
Bekerja bukanlah sebuah sidang skripsi, yang bisa dimanipulasi dan disederhanakan. Melainkan sebuah momen peleburan kecerdasan akademik, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spritual yang terus bergerak dan bersifat dinamis, selalu berubah. Beda hal dengan sidang skripsi, menulis skripsi saja harus dengan format baku dan kaku, tiap tahun diulang-ulang, itu-itu saja, membosankan.
Langkah awal masuk dunia kerja melalui jalur magang, jadi anak magang, menjadi yunior, kadang-kadang anak yang tertindas.Â
Karyawan baru, orang baru, serba gak tahu apa-apa, bisanya cuma tanya sana-sini, ngerepotin orang lain, dan kerjaannya sembarang. Inilah deskripsi umum anak magang.
Memutuskan untuk magang, sebelum lulus pendidikan formal jenjang atas, misal kelas dua atau tiga SMK, mahasiswa semester enam atau tujuh merupakan pilihan tepat dan berat. Pada satu sisi, magang membawa dampak positif yang luar biasa, juga dampak negatif yang membinasakan.
Peluang berjibaku dengan keruwetan pekerjaan, mengasah keterampilan dan kepemimpinan, memberikan ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman, sekaligus membentangkan sayap pertemanan yang lebih lebar dan luas, merupakan beberapa manfaat daripada kegiatan magang.
Mengawali kehidupan dunia kerja dengan magang, bukan berarti tanpa kompetisi. Ini bukan perkara pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh manusia yang begitu mudah karena kuasa Tuhan. Lain hal dengan magang, meski hanya sekadar awal masuk dunia pekerjaan, harus begitu banyak nilai yang kita miliki untuk dapat diterima dalam program magang di suatu organisasi atau perusahaan.
Ada ribuan orang yang rela antri melamar program magang di suatu perusahaan, bukan hanya membawa lembar-lembar sertifikat keahlian dan gelar-gelar akademik depan belakang. Akan tetapi, keahlian tak terlihat, intangible.
Salah satu kunci kesuksesan anak magang ialah mampu berbaur dengan budaya, perilaku, dan lingkungan organisasi atau perusahaan tempat magang secara cepat dan tepat.