Bagaimana dengan balasannya? Dia tuh, menanggapi dengan amat santai ya. Padahal saya tuh, sekuat tenaga mengungkapkan hal tersebut. Gak ada jawaban hingga berhari-hari, eh tau-tau sudah hampir setahun proposal cinta saya dianggurin. Tapi, selama setahun itu, hubungan tanpa status masih tetap berlanjut, seakan semuanya normal, walau saya sangat menantikan jawaban itu segera.
Karena saya gak patah arang, saya lakukan kembali hal yang sama setahun itu, mungkin butuh percobaan kedua. Nyatanya masih nihil hingga saya berada di semester akhir perkuliahan. Ini artinya, sudah dua kali dan bakal menjadi ketiga kalinya jika jawaban itu tak segera terlontar dari bibir dan hatinya.
Untuk ketiga kalinya, baru saja saya utarakan hari ini, mengingat beberapa hari kedepan memasuki ulang tahun dirinya. Hal ini dimotivasi oleh topik pilihan Kompasiana hari ini, mengenai hubungan tanpa status. Dan pada akhirnya, zonk. Dia malah mengalihkan pembicaraan. Mungkin karena pandemi apalagi PPKM level 4, juga jaga prokha (protokol kesehatan hati) dengan cara jaga hati. Atau karena media yang saya gunakan hanya sebatas instan messenger.
Nah, akhirnya hubungan saya dengan dirinya ya tetap sama, hubungan tanpa status. Meski dia sudah mulai dekat dengan orang lain dan saya pun mulai mendekati orang lain pula. Jadi, semacam melangkah bersama untuk menjauh.Â
Jadi, apapun kebaikan dan keikhlasan hatimu yang dicurahkan pada orang lain dengan tanpa memiliki status hubungan yang jelas, biarkan saja. Anggap saja kebaikan dan keikhlasan hatimu sebagai ladang pahala akibat membahagiakan orang lain dari kekalutannya.
Bayu Samudra