Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mural Bernuansa Kritik Bagus dan Bikin Indah, kenapa Dihapus?

18 Agustus 2021   09:28 Diperbarui: 18 Agustus 2021   11:31 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mural bernuansa kritik yang belum dihapus oleh pemerintah terkait (foto dari laman kompas.com)

Namun, kreator mural perlu memperhatikan batasan agar mural yang diciptakan tidak melanggar hukum atau tata aturan. Misal, mural mengenai kata-kata kotor maupun mural alat kelamin. Ini jelas, keliru. Meskipun mural itu indah dan sebuah seni, jika ditujukan untuk hal tidak baik, ini keliru sekali.

Beda hal dengan mural bernuansa kritik. Toh, masyarakat memiliki hak untuk mengkritisi, baik kebijakan pemerintah ataupun perilaku mertua (masalah pribadi). Dan cara menyalurkan kritik tuh bebas, mau dengan media apapun. 

Tulisan di atas kertas (yang sering gak terbaca atau tak tersampaikan dengan benar), video kritik (yang hanya berakhir pada klarifikasi permintaan maaf), dan kritik yang berbaju demonstrasi (yang ujung-ujungnya ricuh melulu).

Kehadiran mural bernuansa kritik, bukan hal baru di Indonesia. Namun, menjadi sangat viral karena banyak yang menyoroti aksi ini. Terlebih banyak kreator mural yang dikejar-kejar aparat kepolisian dan penghapusan mural kritikan. Memang kesalahan apa yang diperbuat oleh kreator mural?

Salah satu pengguna Twitter yang mengomentari aksi aparat terkait penghapusan mural bernuansa kritik (foto tangkapan layar dari laman kimpas.com)
Salah satu pengguna Twitter yang mengomentari aksi aparat terkait penghapusan mural bernuansa kritik (foto tangkapan layar dari laman kimpas.com)

Apa harus para kreator mural membayar pajak mural agar terhindar dari kejaran polisi? Apa mesti kreator mural memiliki izin publikasi karya seni mereka? Apa perlu kreator mural mendirikan organisasi berbadan hukum untuk melindungi aksi mural mereka?

Jika memang dibutuhkan persyaratan semacam itu, masih layakkah negeri ini memiliki jaminan kebebasan mengemukakan pendapat?

Mural bernuansa kritik memang banyak bermunculan di berbagai daerah di Indonesia, terutama kota besar. Namun, mural bernuansa non kritik, misal pujian terhadap kebijakan pemerintah juga banyak beredar di masyarakat. Jadi, perbandingannya sama.

Misalnya, mural pola hidup sehat yang diinisiasi oleh para kader posyandu di lingkungannya, mural pemberantasan korupsi dan narkoba, mural ajakan mengikuti program keluarga berencana, mural menjaga kebersihan lingkungan, dan mural bernuansa non kritik lainnya.

Mural bernuansa kritik (foto dari laman kompas.com)
Mural bernuansa kritik (foto dari laman kompas.com)

Mural bernuansa kritik adalah seni untuk mengkritisi kebijakan pemerintah dengan cara yang elegan, inovatif, dan kreatif. Mural bernuansa kritik bukan sebuah ujaran kebencian, tetapi usaha seksi dan cantik mengkritisi kebijakan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun