Itulah alasan utama yang membuat kita gagal pasang WiFi di rumah. Kebetulan, rumah saya hanya berjarak 150 meter dari jalan raya.Â
Apalagi ditambah dengan rumah-rumah pinggir jalan raya telah banyak yang pasang WiFi, jelas gak ada masalah dalam pemasangan WiFi di rumah saya. Tapi, saya malah gak tertarik dengan pemasangan WiFi. Kenapa?
Sangat beruntung sebenarnya punya rumah yang sangat dapat dijangkau oleh para provider penyedia WiFi. Akan tetapi, memang harus ada berbagai pertimbangan dalam memasang WiFi di rumah.Â
Salah satunya adalah tarif layanan WiFi, spesifikasi layanan yang kita pilih, dan kondisi keuangan keluarga (rumah tangga yang pakai WiFi).
Oke, memang ada tarif layanan WiFi yang murah, hanya sekitar 300-an ribu saja. Tapi, kecepatan unggah dan unduh data cukup kecil hanya 10 Mbps dan hanya dapat digunakan maksimal tiga perangkat saja.Â
Jika banyak, ya tetap aja lemot. Sebab berlaku hukum, semakin sedikit yang menggunakan WiFi maka semakin kencang jaringan internet dan sebaliknya.
Terlebih lagi bagi saya yang lebih suka berdiam diri di sawah, mencabuti para gulma tanaman. Jadi, kayak terbuang sia-sia bila saya memasang WiFi di rumah. Ditambah lagi, hanya dua orang saja yang menggunakan dan membutuhkan akses internet, saya dan adik saya.
Maka dengan berbagai pertimbangan tersebut, saya tidak pasang WiFi di rumah dan memilih opsi membeli paket data internet puluhan ribu saja, gak sampai ratusan ribu kok.
Kebetulan saya ini kan pakai provider plat merah. Kenapa plat merah? Ya karena plat kuning, plat biru, dan plat ungu tidak kuat jaringannya. Memang mereka memberikan opsi harga paling murah daripada plat merah, tapi demi kelancaran akses internet, janganlah menyiksa diri. Gak papa lebih mahal dikit, toh hasilnya nyata. Internet kencang semua senang.
Tapi, akhir-akhir ini saya merasakan penyesalan. Sebab, ada tugas baru yang perlu saya lakukan dan amat sangat membutuhkan akses internet, yakni proses input dapodik 2022.Â