Toh kita sudah dibekali dengan protokol kesehatan, maka kita harus mendisiplinkan diri sendiri. Bila demam sudah jangan keluar rumah, bila keluar rumah pakailah masker ganda, bila kita berinteraksi dengan orang lain seringlah menyemprotkan hand sanitizer dan menjaga kebersihan pakaian serta tubuh.
Jangan mengkritik dan menyudutkan kebijakan pemerintah dalam penanganan ekstra terhadap Covid-19, misal PPKM saat ini.Â
Kebijakan ini tidak akan diambil bila angka korban Covid-19 tidak meroket. Salah satu penyebab angka Covid-19 naik adalah perilaku kita yang mulai kendor terhadap protokol kesehatan, padahal sudah melihat bagaimana kekejaman gelombang kedua Covid-19 di India.
Dengan tidak menyalahkan orang lain atau diri sendiri, kita sebenarnya sudah menenteramkan hati dan pikiran. Sebab ketika hati dan pikiran damai, tubuh kita akan lebih bergairah menjalani hidup meski kondisi pandemi.Â
Jangan hanya mampu mengalihkan perhatian dari si doi atau si mantan saja ya. Kita harus bisa mengalihkan perhatian dari dampak negatif Covid-19.Â
Karena pandemi ini, kegiatan belajar mengajar di sekolah dan bangku kuliah menjadi serba daring, pekerjaan juga dialihkan ke sistem WFH, nilai jual sembako dan sektor pertanian anjlok, dan kegagalan vaksinasi Covid-19 yang merenggut nyawa (mungkin penerima vaksin kurang fit atau jenis vaksin yang disuntikkan beragam).
Alihkan semua dampak negatif adanya pandemi itu ke arah yang lebih positif, yakni kegiatan produktif. Misal menulis kisah atau berbagi resep memasak di platform "kontrakan" yaitu Kompasiana, membuat video pembelajaran, mengurus lahan kosong di halaman rumah untuk ditanami beberapa tumbuhan hingga berolahraga.
Atau paling sederhana, menyalurkan hobi yang sempat tersita oleh waktu bekerja sebelum pandemi. Bermain gitar dan bernyanyi, bernostalgia dengan musik, mewarnai atau melukis, bahkan memperkaya wawasan dengan membaca banyak buku pengetahuan ataupun novel.
Dengan mengalihkan perhatian dampak negatif pandemi Covid-19 ke arah positif, maka kita sedang menyelamatkan hati dan pikiran dari perasaan cemas, stres, frustasi, gelisah, khawatir, murung, dan bersedih penuh luka. Sebab apa yang kita kerjakan, memberikan benefit yang luar biasa bagi kesehatan rohani dan jasmani.
Sebenarnya, dua langkah di atas sudah cukup, tapi biar lengkap menjadi tiga, saya tambahkan satu lagi biar pas. Salah satunya relaksasi dengan alam.Â
Relaksasi dengan alam di sini, maksudnya bukan berarti melakukan perjalanan ke tempat wisata atau mendaki gunung ya.Â