Pastikan cuci dengan air mengalir dan bersih maksimal. Hal ini dilakukan agar tak ada debu dan kotoran burung yang mungkin jatuh di dedaunan pepaya.
Tambahan tips, daun pepaya yang sudah diambil dari pohonnya jangan langsung diolah, melainkan dibiarkan layu semalam dan keesokan harinya baru diolah. Tujuannya biar getah yang berada dalam daun pepaya berkurang melalui sayatan di tangkai dahan daun pepaya. Getahnya mengalir gitu lho.
Keempat, rebus daun pepaya, bunga pepaya (jika ada), daun beluntas, dan daun jaranan secara bersama di dalam satu panci atau wajan.
Dalam proses perebusan, kita tambahkan garam satu sendok atau secukupnya, sesuaikan dengan banyaknya bahan yang kita buat. Tujuannya selain mengurangi rasa pahit, juga membunuh bakteri, kuman, bahkan hewan kecil yang tidak hilang saat diguyur air mengalir.
Juga sebagai usaha memberikan rasa asin dalam bahan baku oseng daun pepaya. Rebus hingga daun pepaya cukup layu, atau melihat daun jaranan dan beluntas yang mulai menguning. Hal ini dikarenakan garam memiliki andil melarutkan klorofil dalam daun.
Jadi selain menjadi penawar rasa pahit daun pepaya, daun beluntas dan daun jaranan menjadi indikator proses perebusan telah selesai dengan berwarna kuning kecoklatan. Paling tidak selama perebusan membutuhkan waktu ±10 menit di atas api yang menyala.Â
Sebelum itu, matikan kompor terlebih dahulu. Tiriskan bahan yang ada di dalam panci atau wajan tersebut, lalu siram dengan air mengalir (tahan pencucian kedua). Kemudian, ambil daun jaranan dan diakhiri dengan memeras bahan tersebut.
Istimewanya, meski tangkai daun jaranan tadi direbus, tapi daunnya tidak dapat terlepas dengan sendirinya. Daun dan tangkai jaranan sangatlah erat, jadi gak bakal ada ceritanya daun jaranan bakal termakan oleh diri kita.Â
Keenam, iris tipis atau sesuai selera hasil gumpalan perasan daun pepaya dan daun beluntas.