Adi juga membeli produk reksa dana, reksa dana saham 100 ribu sebulan selama satu tahun dengan return 15% setahun. Maka, uang Adi pada Januari tahun depan adalah 100.000 X 12 + 15% X total pembelian reksa dana saham. Jadi, 1.200.000 + 15% X 1.200.000 = 1.200.000 + 180.000 = 1.380.000
Dari perhitungan sederhana itu, menabung di bank kita rugi 54.000 setahun dan membeli produk reksa dana kita untung 180.000 setahun. Lebih bagus mana?
Perlu diketahui, paltform reksa dana tidak ada biaya transaksi jual beli produk reksa dana. Inilah yang menjadi kelebihan kedua dari penggunaan produk reksa dana.
Dengan demikian, ketika kita sudah menginjak usia 25 tahun sudah memiliki uang dalam jumlah besar, cukuplah buat buka toko kelontong di lingkungan sekitar.
Jangan jadikan usaha membeli produk reksa dana sebagai beban. Tapi ubahlah menjadi sebuah rutinitas sebagai persiapan masa depan.
Caranya, sisihkan uang bulanan kita sebesar 100.000 saja untuk beli reksa dana. Itung-itung tabungan masa depan. Daripada nabung di bank kena biaya admin, mending ubah ke bentuk reksa dana meski nilai return-nya sedikit, kan uang kita nambah, tidak berkurang.
Daripada menggunakan uang 100 ribu hanya untuk beli rokok, yang jelas tidak memberikan imunitas tubuh malah menumpuk penyakit. Apalagi dibuat beli miras, sangat terlalu. Bahkan cuma dihabiskan untuk membeli kuota guna tiktokan seharian penuh. Mending simpan aja dalam bentuk tabungan (investasi) reksa dana.
Selama tujuh tahun, kita bisa melihat betapa besarnya uang yang kita miliki. Ada 8.400.000 dengan return senilai 1.260.000. Sudah lebih dari cukup buat buka toko kelontong.
Apakah saran ini hanya ditujukan kepada mereka yang berusia 18 tahun? Tentu tidak.
Tidak ada kata terlambat. Kamu yang saat ini sudah kepala tiga, usia empat puluhan, bahkan cukup tuwir, boleh kok berduyun-duyun membeli produk reksa dana. Masih terbuka lebar kesempatan emas ini. Mengingat prospek masa depan daripada reksa dana sangatlah cerah.