Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sound of Borobudur, Sebuah Usaha Menghidupkan Peradaban Musik Dunia yang Pernah Hilang dan Terkubur

11 Mei 2021   23:21 Diperbarui: 11 Mei 2021   23:25 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relief alat musik pada Candi Borobudur (foto dari kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Mereka, musisi nasional yang memiliki ketertarikan dan kekaguman dengan peradaban musik di masa Dinasti Seilendra, mencoba menempuh perjalanan panjang dan melelahkan guna menghidupkan alat-alat musik tersebut.

Setidaknya ada empat tahapan, yakni merevitalisasi, merekonstruksi, mengintepretasikan, dan mengaktualisasikan alat-alat musik tersebut ke dalam kehidupan sekarang.

 Sound of Borobudur.

Merevitalisasi alat-alat musik pada relief Candi Borobudur adalah langkah pertama yang dilakukan guna menunjukkan bahwa sound of Borobudur bukanlah sebuah fiksi belaka, terlebih hanya pahatan penghias dinding candi.

Upaya ini tak serta merta selesai dalam sekejap mata. Perlu riset mendalam akan hal ini. Melihat dengan seksama penampakan alat musik pada relief candi dan melakukan serangkaian penggambaran ulang berbagai alat musik tersebut (sketsa).  Tak hanya itu, mereka berupaya menyuguhkan morfologi alat musik sebagaimana pada masa silam itu. 

Relief alat musik pada Candi Borobudur (foto dari takaitu.id)
Relief alat musik pada Candi Borobudur (foto dari takaitu.id)
Merekonstruksi alat musik tersebut. Membuat alat-alat musik yang terpahat elok di dinding Candi Borobudur. Melakukan berbagai kegiatan guna secepat dan setepatnya  merasakan alunan musik yang sempat hilang dan terpendam tersebut.

Mulai dari bahan pembuatan alat musik, tata cara penggunaan alat musik, hingga bunyi daripada alat musik tersebut. Menyusun kembali suatu alat musik pada masa itu agar kembali seperti semula, layaknya alat musik pada masa itu.

Proses tuning pada alat musik hasil rekonstruksi (foto dari japungnusantara.org)
Proses tuning pada alat musik hasil rekonstruksi (foto dari japungnusantara.org)
Menginterpretasikan berbagai kemungkinan daripada alat musik yang terekontruksi mendekati aslinya. Ini hal yang sangat sulit. Sebab, kita sendiri belum lahir bahkan buyut kita belum lahir. Sedangkan, jurnal dan kepustakaan lainnya tidak ada yang mengupas tuntas masalah relief pertunjukan musik dalam dinding relief Candi Borobudur.

Pada tahap ini, alat musik yang sudah jadi harus segera dilakukan penyesuaian, baik nada, irama, dan sebagainya. Yang hal ini, cukup jelas menyita waktu. 

Berbagai alat musik hasil rekonstruksi relief Candi Borobudur yang sudah dapat digunakan (foto dari japungnusantara.org)
Berbagai alat musik hasil rekonstruksi relief Candi Borobudur yang sudah dapat digunakan (foto dari japungnusantara.org)
Mengaktualisasikan hasil daripada perjalanan panjang menyuguhkan sebuah wujud nyata, alat musik dari relief Candi Borobudur. Menjadikan hal ini sebagi suatu kabar gembira atas proses rumit yang berkelok melatarbelakangi perjalanan hidup peradaban musik tersebut.

Artinya menjadikan hal tersebut aktual, nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita bersama dapat merasakan hidup berdampingan dengan peralatan musik masa Dinasti Seilendra tersebut.

Seakan saya sendiri, merasakan betapa panjangnya tahapan yang harus dilakukan agar dapat menyelesaikan satu tahapan awal saja.

Wonderful Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun