Lebaran identik dengan bagi-bagi angpau.Â
Anak-anak menjadi golongan pertama yang paling sering mendapat angpau. Selain karena masih anak-anak, juga masih imut-imut, lucu-lucu, dan ngangenin. Apalagi lebaran sebenarnya hari raya anak. Anak-anak bakal dapat uang banyak. Asyik bukan jadi anak-anak?
Saat lebaran tiba, anak-anak bakal dapat angpau dari orang-orang dekat, seperti ayah, ibu, kakek, nenek, budhe, pakdhe, semua keluarga besar, hingga para tetangga. Ingatkah waktu lebaran, anak-anak menyimpan lembaran angpau tersebut di laci atau di tas sekolah.
Semua angpau di masukkan ke dalam tempat tersebut, disimpan, dan dikoleksi. Untuk uangnya, sudah diambil dan dimasukkan celengan bahkan dititipkan ke orangtua.
Hobi koleksi barang seperti angpau lebaran, hanya terjadi pada bulan Syawal. Setelahnya sudah berakhir. Tau sendiri kan, anak-anak suka bosan. Koleksi angpau lebaran cuma sebentar, paling lama satu bulan.Â
Pernahkah berpikir mengapa anak-anak mengoleksi angpau lebaran?
Ya itulah anak-anak. Sulit dipahami pola pikirnya. Sebab, kalau anak-anak sudah senang, maka gak mau dengar alasan apapun. Intinya, angpau lebaran membawa kesenangan, kebahagiaan, dan keceriaan anak.
Bukan karena seberapa besar nominal uang di dalam angpau lebaran, tapi seberapa menarik angpau lebaran yang diterima. Apalagi bagi anak-anak yang belum paham nominal uang.Â
Pertama, alasan desain atau gambar yang menarik.